Sukses

Terminal Amplas Medan Diproyeksikan Memiliki Fasilitas Bertaraf Internasional

Salah satu terminal angkutan darat di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), Terminal Amplas Medan, akhirnya mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Selama puluhan tahun, tidak pernah ada renovasi di terminal yang terletak di Kecamatan Medan Amplas ini.

Liputan6.com, Medan Salah satu terminal angkutan darat di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), Terminal Amplas Medan, akhirnya mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Selama puluhan tahun, tidak pernah ada renovasi di terminal yang terletak di Kecamatan Medan Amplas ini.

Pada Minggu (8/11/2020), Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan revitalisasi Terminal Amplas Medan untuk merealisasikan fasilitas Terminal Type A.

Revitalisasi Terminal Amplas Medan menelan biaya Rp 45 miliar, bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (ABSN). Target pembangunan selama 3 tahun periode 2020-2023 dengan skema kontrak tahun jamak (multiyears contract).

Nantinya Terminal Amplas Medan akan memiliki fasilitas yang modern bertaraf Internasional. Menhub Budi menyampaikan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tetap memberikan pelayanan maksimal terkait transportasi, khususnya Sumut.

"Melalui pembangunan sarana transportasi kiranya pembangunan di Kota Medan menuju pelayanan yang nyaman. Saya mohon maaf, acara ini tidak bisa mengundang banyak pihak, karena sesuai arahan Bapak Presiden, kita tetap harus menerapkan protokol kesehatan," ucap Budi.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perlu Dilakukan Perbaikan

Diungkapkan Budi, Terminal Amplas Medan merupakan fungsional yang patut dilakukan perbaikan berbagai fasilitas memadai. Dicontohkannya, Jakarta penduduknya lima kali lipat dibandingkan Kota Medan, tetapi transportasi masalnya bisa dikelola dengan baik.

"Selaku Kota Metropolitan, sarana angkutan massal pantas diprioritaskan, dan pasti bisa seperti Jakarta. Angkutan massal merupakan panglima. Selain mengurangi kemacetan, juga mengurangi polusi udara," sebutnya.

Selain peletakan batu pertama pembangunan Terminal Amplas Medan, Menhub juga melakukan peninjauan padat karya. Para pekerja pembangunan Terminal Amplas Medan direkrut dari orang-orang yang kehilangan pekerjaan.

Menhub juga melakukan flag off atau pelepasan bus angkutan massal Buy The Service (BTS) dari Terminal Amplas Medan. Bus ini memiliki rute seperti Damri dan gratis selama setahun ke depan. Nantinya, secara khusus pemerintah tidak akan lagi memberikan bus, tapi subsidi.

"Di Medan ini banyak perusahaan otobus, nanti akan kita libatkan, akan kita lelang pada pemilik. Yang jelas, ini semua tidak akan terjadi tanpa dukungan Komisi V DPR RI, khususnya terkait alokasi anggaran," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Terminal Pinang Baris

Menhub Budi menanggapi permintaan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, terkait Terminal Pinang Baris Medan yang juga butuh perhatian. Menurutnya, jika Terminal Pinang Baris Medan memiliki peran vital, Dirjen Perhubungan Darat harus memberikan perhatian khusus.

"Saya minta pada Dirjen Perhubungan Darat untuk segera dibantu dalam dua tahun ke depan," ungkapnya.

Budi berpesan kepada stakeholder agar tetap menjaga protokol kesehatan, dan berterimakasih kepada seluruh stakholder atas dukungan dalam memajukan pembangunan di Indonesia, khususnya Medan.

"Kita berharap pembangunan Terminal Amplas Medan selesai lebih awal dari target," harap orang nomor satu di Kemenhub itu.

4 dari 4 halaman

Berikan Kenyamanan

Direktur Jenderal Perhuhungan Darat, Budi Setiadi menyampaikan, pihaknya melakukan revitalisasi Terminal Amplas Medan untuk memberikan pelayanan transportasi yang lebih baik kepada masyarakat.

"Revitalisasi ditargetkan selesai selama tiga tahun. Biaya yang dianggarkan Rp 45 miliar, dengan luas fisik bangunan seluas 3.200 M2 di lokasi lahan seluas 16.962 M2," Budi Setiadi menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.