Sukses

Upaya Menjaga Merak Hijau Tetap Lestari

Hanya ada empat negara yang menjadi habitat merak hijau, yaitu Indonesia, Tiongkok, Malaysia, dan Bangladesh. Di duna negara terakhir merak hijau sudah punah.

Liputan6.com, Pandeglang - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jabar Wilayah I Serang melepasliarkan tiga ekor burung merak hijau (Pavo Muticus) di Pulau Handeuleum, yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).

Merak hijau jantan ini merupakan hewan unik lantaran memiliki warna keemasan, panjangnya bisa mencapai 300 cm, dengan penutup ekor yang panjang, dan terdapat jambul tegak di atas kepalanya. Sedangan merak betina berukuran lebih kecil, warna bulunya kurang mengkilap, berwarna keabu-abuan, tanpa hiasan bulu penutup ekor.

BKSDA bersama Lembaga Konservasi Animal Sanctuary Trust Indonesia (ASTI) Bogor melepaskan tiga burung merak, satu ekor berjenis kelamin jantan dan dua lagi betina, berumur tujuh tahun.

"Burung merak hijau yang dilepasliarkan hasil serahan warga Bogor, kemudian dititipkan dulu ke ASTI untuk dikarantina. Lama karantinta burung merak hijau ini sudah dua tahun, sudah cukup lama. Itu dilakukan agar sifat asli dari hewan itu kembali, agar layak dikembalikan ke alam," kata Kepala Seksi (Kasie) BKSDA Jabar Wilayah I Serang, Andre Ginson, Jumat (6/11/2020).

Pelepasliaran merak hijau dilakukan Kamis, 5 November 2020 kemarin, agar kelestarian hewan langka yang masuk ke dalam The Internasional Union for Conservation of Nature (IUCN) atau lembaga internasional yang memantau konservasi alam dan spesies hewan di dunia.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hampir Punah

Catatan menunjukan, selain Indonesia, merak hijau juga pernah ditemui di beberapa negara lain, seperti di RRT, Indonesia, Bangladesh, dan Malaysia. Namun di Bangladesh dan Malaysia sudah punah. Hutan terbuka dan padang rumput yang menjadi habitatnya kini semakin hilang. TNUK dianggap cocok untuk habitat burung merak hijau yang mampu menetaskan hingga enam telurnya.

"Kalau pelepasliaran di TNUK ini kita sudah kedua kalinya. Kita juga lakukan keluar Jawa, seperti Sumatera dan Kalimantan, tergantung dari mana habitat hewan tersebut," kata perwakilan ASTI, drh Amira Putri Pertiwi, Jumat (6/11/2020).

Ketersediaan pakan alami di Pulau Handeuleum memadai bagi burung merak hijau, seperti biji-bijian, pucuk rumput muda, dedaunan, serangga, laba-laba, cacing, hingga kadal.

Di Pulau Handeuleum sebenarnya memiliki 12 burung merak hijau, namun satu ekor mati. Sehingga jika ditambah dengan pelepasliaran tiga ekor lagi, jumlahnya kini ada 14 ekor burung.

"Harapan kami, tentunya satwa ini bisa langsung beradaptasi dan berkembang biak dengan baik, serta bisa lestari disini (Pulau Handeuleum) untuk anak cucu kita dapat menikmati adanya burung merak disini. Untuk daya dukung pakan saat ini Insyaallah kawasan dan habitatnya mendukung untuk keberlangsungan spesies merak hijau," kata Kasie Wilayah I Panaitan Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Husen, Jum'at (06/11/2020).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.