Sukses

Fakta Baru di Balik Kasus Siswi SMA Gowa yang Disebut Bunuh Diri Karena Tugas Daring

Setelah memeriksa sembilan saksi, polisi berhasil mengungkap fakta sebenarnya di balik alasan siswi SMA di Gowa bunuh diri.

Liputan6.com, Gowa - Satuan Reserse Kriminal Polres Gowa berhasil mengungkap fakta di balik kasus bunuh diri seorang siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu. Siswi berinisial MI (16) itu sebelumnya diduga bunuh diri dengan cara meminum racun rumput karena depresi dengan tugas daring dari sekolahnya. 

"Terkait dugaan awal korban meninggal dunia disebabkan karena adanya beban berat akibat belajar daring adalah tidak benar," Kata Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Jufri Natsir, Selasa (3/11/2020). 

Penyebab aksi bunuh diri MI terungkap setelah pihak kepolisian terus melanjutkan penyelidikan usai kabar aksi bunuh diri MI membuat heboh warga. Sedikitnya, ada sembilan orang saksi yang diperiksa polisi secara maratan beberapa hari terakhir. 

"Di antaranya orangtua korban, tante korban, wali kelas, guru kurikulum, kepala sekolah, hingga rekan-rekan korban," sebut Jufri.

Dari hasil pemeriksaan saksi itu, Jufri menjelaskan bahwa, MI bunuh diri lantaran ia kecewa permintaannya untuk dibelikan sepeda motor tidak dipenuhi oleh orangtuanya. Selaan itu, terungkap juga bahwa beberapa hari sebelum kejadian nahas itu terjadi MI sering berhalusinasi dan bermimpi menjadi mayat. 

"Pengakuan dari keluarga korban, korban selalu bermimpi dan berhalusinasi dimandikan serta diusung di atas keranda jenazah," jelasnya. 

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Makassar-Gowa, Fitri Ari Utami, mengatakan bahwa selama ini pihak sekolah teman MI menuntut ilmu tidak melangsungkan pembelajaran daring. Alasannya adalah sulitnya jaringan internet di kawasan tempat sejumlah siswa sekolah tersebut tinggal. 

Kondisi teritorial di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, memang diketahui berada di wilayah pegunungan. Proses pembelajaran pun dilakukan secara luring, yaitu dengan menggunakan modul yang dibagikan oleh masing-masing guru mata pelajaran kepada seluruh siswa.

"Hasil jawaban siswa kemudian dikirim dalam bentuk tulisan yang selanjutnya diserahkan kembali ke pihak guru," terang Fitri Ari Utami.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyelidikan awal Penyebab Siswi SMA Bunuh Diri

Sebelumnya, seorang siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Mamuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, ditemukan tewas dengan mulut berbusa di kamarnya pada Sabtu (17/10/2020). Pelajar berusia 16 tahun itu diduga tewas setelah menenggak racun rumput karena depresi dengan tugas daring dari sekolahnya.

"Iya betul, dia ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa di kamarnya," kata Kapolres Gowa, AKBP Boy Samola, Senin (19/10/2020).

Boy menjelaskan dari hasil penyelidikan pihak kepolisian, siswi berinisial MI itu diduga nekat bunuh diri dengan cara menenggak racun hama lantaran stres dengan banyaknya tugas dari sekolahnya. Selain itu, ia juga terkendala jaringan internet karena rumahnya yang berada di daerah pegunungan.

"Dari pengakuan teman-teman korban motif dia minum racun ini karena ada tugas diberikan sekolah lewat online, kemudian karena tempat tinggal korban pegunungan jadi jaringan internet bermasalah," terangnya.

Jazad siswi SMA itu ditemukan pertama kali oleh adik kandungnya yang masih berusia 8 tahun. Saat itu adik MI langsung memberi tahu tantenya bahwa kakaknya sedang terbujur kaku dengan mulut berbusa di bawah tempat tidur di kamarnya.

"Dari hasil olah TKP kita temukan racun rumput merek Dangke di kamar korban," sebut Boy.

Boy menyebutkan bahwa saat ini siswi SMA yang bunuh diri lantaran depresi dengan tugas sekolah itu telah dikebumikan di pemakaman umum setempat. Pihak keluarga juga menolak saat polisi hendak mengautopsi jenazah MI.

"Sudah dikebumikan di Kecamatan Manuju. Pihak keluarga sepakat menolak autopsi," Boy memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.