Sukses

720 Hektare Kebun Sawit di Siak Mulai Diremajakan dengan Bibit Unggul

PTPN V mulai meremajakan sawit di kebun plasma seluas 720 hektare di Kabupaten Siak yang masuk dalam program peremajaan sawit rakyat.

Liputan6.com, Pekanbaru - PT Perkebunan Nusantara V mulai meremajakan 720 hektare lahan sawit yang masuk program peremajaan sawit rakyat (PSR) di Kabupaten Siak. Penanaman perdana dilakukan bersama petani plasma dengan harapan produktivitas kebun selalu meningkat.

Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Setiyono menyebut bermitra dengan PTPN V menguntungkan. Produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) petani plasma terus terjaga hingga di atas rata-rata produktivitas nasional.

"Produktivitas kami bisa mencapai 24 ton per hektare, bahkan di usia 35 tahun, sawit ini masih sangat baik tapi harus diremajakan agar produktivitas lebih baik," kata pria yang juga menjabat Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Tunas Muda Siak ini, Selasa petang, 27 Oktober 2020.

Setiyono menjelaskan, petani di daerahnya sudah bermitra dengan PTPN V selama 35 tahun. Selama itu pula, produktivitas sawitnya lebih tinggi dibandingkan dengan target produktivitas nasional.

Salah satu kunci keberhasilan, tambah Setiyono, kemitraan antara petani dan perusahaan sangat transparan. Petani mempercayakan peremajaan, perawatan, dan pengelolaan kebun sawit ke PTPN V.

"Anggaran pembangunan kebun sangat terbuka, mulai dari penyusunan. Biaya yang ditawarkan juga di bawah standar Dirjen Perkebunan," kata Setiyono.

Selain itu, PTPN V juga selalu berdiskusi dan mencari solusi bersama jika menemukan persoalan, begitu juga terkait penggunaan anggaran dan hasil panen.

Kemudian dalam proses peremajaan sawit ini, para petani dilibatkan sejak awal. Langkah itu membuat petani tidak perlu khawatir akan penghasilan mereka selama menunggu pembibitan hingga panen.

"Untuk itu, kami semua bersama tiga KUD lainnya sepakat untuk kembali bekerjasama dengan PTPN V. Masih ada juga beberapa KUD lainnya mengikuti langkah kami, masih dalam tahap melengkapi dokumen," ujar Setiyono.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Transparansi Menjadi Kunci

Sementara CEO PTPN V Jatmiko K Santosa mengatakan, kunci keberhasilan itu adalah kepercayaan. Sehingga, perusahaan berani memberikan jaminan terhadap produktivitas petani di atas rata-rata nasional.

"Jika di bawah itu, kita ganti. PTPN V terus berusaha bagaimana supaya petani swadaya secara ekonomi dan setara dengan mitra, bahkan petani bisa menjadi mitra teknis bagi kelompok petani lainnya," tegas Jatmiko.

Dalam proses peremajaan sawit, terang Jatmiko, PTPN V selalu melibatkan petani. Mulai dari penebangan sawit renta, pembersihan lahan, penanaman bibit sawit unggul tersertifikasi, pemeliharaan hingga panen.

"Ini bagian sistem single management atau sistem manajemen tunggal yang diterapkan PTPN V untuk mengakselerasi program PSR," kata Jatmiko.

Tak hanya itu, PTPN V juga memberikan jaminan produktivitas sawit rakyat di atas standar Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) yang sering juga disebut sebagai standar produktivitas nasional

"Petani juga diberdayakan selama peremajaan sawit berlangsung, kemudian setiap hasil transaksi sawit tercatat di rekening, petani juga mengetahuinya," tegasnya.

Sejauh ini, petani mitra yang mau menerapkan sistem single management telah mencatat produktivitas hingga 23 ton TBS per hektare. Jumlah itu di atas standar PPKS, yaitu 19 ton TBS per hektare setahun.

PTPN V terus mengakselerasi PSR sesuai dengan target perusahaan seluas 18.000 hektare hingga tahun 2023 mendatang. Untuk di Siak perusagaan menggandeng empat KUD dengan tanam perdana di atas 720 hektare dari target 2000 hektare peremajaan untuk tujuh KUD.

Sementara di seluruh Riau, PTPN V tahun ini menargetkan 5.400 hektare yang mulai digulirkan sejak tahun lalu. Hingga kini, tak kurang 33 KUD telah bergabung bersama PTPN V dengan total lahan perkebunan sawit yang diremajakan mencapai 11.531 hektare.

"Peremajaan merupakan langkah perusahaan menjaga kesinambungan pasokan bahan baku TBS untuk memenuhi kapasitas pabrik PTPN V yang mencapai 570 ton TBS per jam. Ini juga yang upaya perusahaan mendukung program PEN yang dicanangkan pemerintah," jelas Jatmiko.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.