Sukses

Siswi Disabilitas di Blora Jadi Korban Rudapaksa hingga Hamil 4 Bulan

Yang mengenaskan, tekanan terhadap psikologis korban membuat dirinya tidak bisa menyebut siapa pelakunya.

Liputan6.com, Blora - Seorang siswi disabilitas di Blora, Jawa Tengah, menjadi korban rudapaksa hingga hamil 4 bulan. Yang mengenaskan, psikologis korban yang sangat tertekan membuat dirinya tidak bisa menyebut siapa pelakunya.

Nur Fatoni, salah satu guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) tempat korban belajar, kepada Liputan6.com, Selasa (20/10/2020), membenarkan adanya kasus tersebut, dan mengakui korban merupakan peserta didiknya di pendidikan tingkat dasar.

"Yang bersangkutan kelas 5 SD, keterangan dari bidan desa sekarang ini hamil 4 bulan, Kami belum tahu (yang menghamili)," katanya.

Fatoni menceritakan, kejadian yang menimpa peserta didiknya itu diketahuinya setelah seorang guru menyambangi rumah korban untuk menyerahkan bantuan pemeriksaan kesehatan, uang transport Rp300 ribu, dan pulsa Rp50 ribu ke tiap peserta didik. 

"Sejak kemarin kan perwakilan guru menyerahkan bantuan dari pusat ke rumahnya. Terus disuguhi (dikasih tahu) persoalan oleh orangtuanya," ungkap Fatoni.

Peserta didiknya itu, kata Fatoni, saat ini sedang dalam kondisi trauma dan tertekan. Bahkan saat ditanya pihak desa, siapa yang melakukan perbuatan itu, korban hanya bisa menggambar sebuah rumah dan nama jalannya, tapi tidak jelas. 

"Tapi saat ditanya sudah empat kali di perkosa. Ini tadi informasinya akan dilaporkan (ke polisi), entah dari pihak desa atau pun yang lainnya," katanya.

Kasus pemerkosaan ini menambah daftar kasus rudapaksa anak disabilitas di Blora. Sebelumnya seorang guru berinisial TI yang mengajar di salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dilaporkan telah mencabuli anak didiknya sendiri. Akibatnya, korban yang merupakan gadis tunagrahita berusia 20 tahun itu hamil 7 bulan. 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.