Sukses

Kreatif, Pegiat IT di Garut Luncurkan Aplikasi Cukur Online Pang-Ling

Selain menjaga jarak dalam pencegahan penyebaran Covid-19, kehadiran aplikasi cukur online Pang-Ling diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan bagi para barber atau para pemotong cukur rambut.

Liputan6.com, Garut - Di tengah aturan pembatasan jarak yang disosialisasikan pemerintah selama pandemi Covid-19 berlangsung, pegiat IT bekerja sama dengan sebuah LPK di Garut, Jawa Barat, memiliki ide cemerlang dengan meluncurkan aplikasi cukur rambut secara daring alias online.

Pelanggan yang akan memotong rambut, cukup mengunduh aplikasi Pang-Ling atau Pangkas rambut Keliling di aplikasi Playstore. Maka, sesaat kemudian para barber atau tukang cukur sesuai pesanan datang ke rumah.

Ragam gaya dan model rambut terkini yang diimpikan pelanggan, siap dilayani mereka dengan profesional dan penuh keakraban.

Founder sekaligus CEO Pang-Ling Emil Mutaqin mengatakan, munculnya ide aplikasi cukur rambut online, akibat banyaknya tukang cukur profesional asal Garut, yang terpaksa gulung tikar hingga dirumahkan pemilik barber shop selama Covid-19.

"Mereka akhirnya nganggur di kampung, sementara keahliannya sangat dibutuhkan," ujarnya, dalam obrolan hangatnya dengan Liputan6.com, Kamis (15/10/2020).

Gayung pun bersambut, setelah mendapatkan penjelasan dan teknis dari pengelola aplikasi, akhirnya pemotong rambut andal asal kota Intan kembali beraktivitas.

"Kebetulan pada saat bersamaan akibat Covid-19, pembatasan jarak menjadi perhatian serius pemerintah," ujar dia.

Untuk tahap awal, sekitar 50 barber dengan latar belakang dan style yang berbeda, telah bergabung dengan aplikasi Pang-Ling tersebut. "Semoga lebih banyak lagi yang bergabung, termasuk untuk di luar wilayah Garut," kata dia.

Menurutnya, pengalaman mencukur yang dimiliki para barber atau pemotong rambut asal Garut, turut memudahkan pengembangan jasa layanan potong rambut secara online tersebut.

"Soal keahlian kami optimis tidak ada kendala, cuma soal prosedur kesehatan yang perlu kami berikan," kata dia.

Selain itu, asal mereka yang mayoritasl dari satu daerah di wilayah Kecamatan Bayuresmi sebagai kampung cukur di Garut, memudahkan koordinasi dan rekruitmen para barber.

“Mereka juga kan rata-rata anggota komunitas,” ujar Rudy (48) Penasihat Persaudaraan Pangkas Rambut Garut (PPRG).

Sebelum mendapatkan pesanan dari pelanggan, seluruh barber harus memahami penggunaan prosedur protokoler kesehatan, sebagai ikhtiar pencegahan sekaligus pemutus penyebaran virus Covid-19.

Memakai masker, menjaga jarak, dan hindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun

Diawali dengan kewajiban mereka menggunakan masker, kemudian alat perlindungan diri (APD) lainnya seperti face shiled, sarung tangan hingga penyemprotan disinfektan terhadap seluruh alat cukur yang akan digunakan bagi pelanggan.

"Bahkan sebelum dan sesudah mencukur pun kami wajibkan para barber menggunakan hand sanitizer," ujar Emil.

Tidak hanya itu, para barber yang telah memotong rambut para pelanggan, diharuskan membersihkan lokasi tempat pemotongan rambut seperti semula.

"Beda urusan jika pemilik rumah yang menyatakan mereka yang nanti akan bersihkan," ujarnya.

Walhasil, dengan pelayanan optimal tersebut, rata-rata pelanggan yang telah mendapatkan jasa layanan potong rambut secara daring tersebut, mengaku puas.

"Bagi kami pelayanan optimal adalah modal utama yang harus diberikan bagi pelanggan," ujar Emil lagi.

 

Simak Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Pas Pelayanan Memuaskan

Ahmad (35), salah satu pelanggan asal Kecamatan Tarogong Kidul mengaku puas dengan pelayanan para barber yang dipanggil via aplikasi daring tersebut.

“Selain ahli, mereka juga menjaga sopan santun dengan baik sehingga kami pun merasa aman,” ujarnya.

Menurutnya, penggunaan jasa barber via online cukup membantu dalam hal kemudahan memotong rambut, terlebih di masa pandemik Covid-19 saat ini.

“Mereka juga sudah paham betul dengan prosedur protokoler kesehatan, sehingga kami tidak perlu repot menyediakan hand santizer dan APD lainnya,” kata dia.

Rudi menambahkan, dengan harga Rp35 ribu plus ongkos Rp2 ribu per kilometer bagi pelanggan di luar kota, layanan yang ia berikan terbilang murah.

“Jika jaraknya masih di bawah 2 kilometer di wilayah perkotaan Garut, ongkirnya gratis,” ujarnya.

Menurutnya, selain menghindari adanya antrean dan jaga jarak selama menunggu pemotongan rambut, hadirnya aplikasi cukur daring Pang-Ling, diharapkan bisa menjadi solusi jangka panjang, meningkatkan taraf kesejahteraan para barber.

“Mungkin saat ini dibilang waktu tepat memuliakan jasa para tukang cukur,” kata dia.

Memakai masker, menjaga jarak, dan hindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun

Selain itu, peluncuran aplikasi Pang-Ling saat musibah Covid-19 berlangsung, diharapkan menjadi awal kebangkitan mereka menuju masyarakat produktif, dengan tingkat kesejahteraan yang mumpuni.

Ia mengakui, saat ini jasa tukang cukur masih dipandang sebelah mata, padahal keberadaannya cukup penting dalam memberikan kesan kerapihan dan tampilan tiap individu.

“Minimal secara langsung bisa memberdayakan masyarakat di daerah secara profesional,” kata dia.

3 dari 3 halaman

Sejarah Kampung Cukur Garut

Berbicara Garut, memang tidak bisa dipisahkan dengan profesi yang satu ini, tukang cukur rambut. Tumbuh dan berkembang sejak zaman penjajahan, mayoritas masyarakat di Kecamatan Banyuresmi, sejak lama menggeluti profesi memotong rambut secara autodidak alias alami.

Untuk meningkatkan taraf hidup, ribuan tukang cukur asal kampung cukur Banyuresmi, rela mengadu nasib ke beberapa kota besar Indonesia, hingga membuat daerah ini dikenal sebagai daerah penghasil pemotong rambut andal Tanah Air.

Entah berapa banyak pejabat, politikus, seniman, para pesohor artis hingga masyarakat jelata, menikmati layanan jasa tukang potong rambut asal kota Intan Garut.

Konon, sejak era Presiden Sukarno hingga Presiden Joko Widodo atau Jokowi, layanan untuk merapikan mahkota kepala itu, tidak jauh-jauh dari guntingan andal barber asal kota Intan Garut.

Bahkan, Presiden Jokowi sengaja menyempatkan mencukur rambut bersama para menteri, sekaligus menggelar pesta cukur massal bagi masyarakat di kawasan wisata Situ Bagendit, sesaat sebelum melakukan peletakan batu pertama pembangunan perumahan khusus kampung cukur di kecamatan Banyuresmi, tahun lalu.

Memakai masker, menjaga jarak, dan hindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun

Bagi mereka, selain harga yang terbilang murah, jasa layanan para tukang cukur asal Garut dikenal dengan gaya khasnya memberikan urut dan pijatan di kepala, bagi seluruh pelanggan untuk membuat mereka rileks.

Kondisi itu memang terbilang baru, terlebih sebelumnya jasa potong rambut hanya dipandang sebelah mata, yang biasa mangkal di bawah pohon rindang atau lokasi pinggiran lainnya tanpa pijatan kepala.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.