Sukses

Dugaan Pungli PTSL, Puluhan Warga Desa Siguci Geruduk Polres Batang

Sebenarnya laporan dugaan pungli PTSL ini sudah diserahkan ke Polres Batang pada September 2020

Liputan6.com, Batang - Puluhan warga Desa Siguci mendatangi Markas Kepolisian Resor Batang, Jawa Tengah, mengadukan adanya pungutan liar atau pungli biaya pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) yang diduga dilakukan oleh oknum perangkat desa setempat, Rabu sore.

Ketua Forum Warga Siguci Peduli Agus Musyafak di Batang mengatakan bahwa program pembuatan PTSL itu berdasar kesepakatan musyawarah desa dan peraturan Bupati Batang yang menetapkan pembiayaan sertifikat tanah disepakati sebesar Rp350 ribu per bidang.

"Namun, kenyataannya oleh oknum perangkat Desa Siguci diminta biaya tambahan PTSL sebesar Rp200 ribu. Jadi, setiap orang yang mengajukan PTSL dibebani biaya PTSL Rp550 ribu per bidang," ungkapnya, dikutip Antara.

Kuasa Hukum warga Dukuh Siguci, Susilo Adji Pramono mengatakan sebenarnya laporan dugaan pungli PTSL ini sudah diserahkan ke Polres Batang pada September 2020, namun polisi belum melakukan penyelidikan karena alat bukti belum lengkap.

"Oleh karena, kami hari ini (Rabu, red.) datang lagi ke Polres Batang untuk melengkapi alat bukti dan menanyakan perkembangan kasus-nya sampai sejauh mana," tutur-nya.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

100 Orang Diduga Jadi Korban Pungli

Ia yang didampingi rekan-nya Yuswanto mengatakan ada sekitar seratusan warga Dukuh Siguci yang mengajukan PTSL menjadi korban pungutan liar.

"Ada seratusan warga ditarik biaya PTSL yang melebihi kesepakatan yang telah ditetapkan sebesar Rp350 ribu. Sebenarnya, dengan biaya sebesar Rp350 ribu, perangkat desa sudah mendapat biaya operasional," ujarnya.

Sementara itu Kepala Unit Tindak Pidana Korupsi Polres Batang Ipda Bagus mengatakan pihaknya menyarankan kepada warga membuat surat pengaduan agar mendapat disposisi dari pimpinan.

"Setelah mendapat disposisi maka dugaan kasus itu bisa kita tindaklanjuti," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.