Sukses

Warga Laporkan Penangkaran Buaya yang Tak Terurus di Banyuasin

Warga Banyuasin Sumsel melaporkan adanya penangkaran buaya yang tak terurus ke pemerintah.

Liputan6.com, Palembang - Kasus kematian warga karena serangan buaya di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel), membuat warga Banyuasin trauma akan keberadaan hewan buas tersebut.

Namun kini, warga Banyuasin kembali dibuat resah dengan keberadaan penangkaran buaya, di Desa Tanjung Sari Kelurahan Sukamoro, Kecamatan Talang Kelapa Sumsel. 

Dari informasi yang diperoleh, selain tidak ada penjagaan, bangunan tempat penangkaran buaya tersebut tidak memenuhi standar keamanan.

Karena merasa resah, warga Banyuasin akhirnya melaporkan penangkaran buaya tersebut ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Satpol PP Damkar dan Penyelamatan Banyuasin, pada hari Jumat (2/10/2020) lalu.

Kepala DLH Banyuasin Izro Meita bersama Satpol-PP, Koramil 430 – 04/ Talang Kelapa, perangkat desa dan puluhan warga setempat mendatangi penangkaran buaya tersebut, pada Sabtu (3/10/2020) pagi.

Kasat Pol PP Damkar dan Penyelamatan Banyuasin Indra Hadi melalui Kabid Penegak Perda Abdul Aziz Thamrin mengatakan, langkah ini merupakan tindaklanjut dari laporan warga setempat, yang merasa resah dengan adanya keberadaan penangkaran buaya.

“Masyarakat meminta kepada yang mempunyai penangkaran tersebut, agar segera dipindahkan atau ditutup. Karena warga sudah resah melihat buaya yang berkeliaran di sungai dekat pemukiman warga,” katanya.

Dia mengatakan, pada hari Rabu (7/10/2020) nanti, Asisten II Banyuasin Hasmi dan Kepala DLH Izro Meita akan mengadakan mediasi di Kantor Camat Talang Kelapa, bersama masyarakat Tanjung Sari dan pemilik penangkaran buaya tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Anak Buaya Berkeliaran

Ketua RT 30 RW 06 Desa Tanjung Sari menuturkan, bangunan penangkaran buaya tersebut tidak memenuhi standar keamanan. Terlebih di lingkungan sekitarnya juga tidak terurus dan tidak ada penjaga di tempat.

“Kami semua di sini sangat resah, takut, bahkan tidak nyaman melakukan aktivitas di desa kami, karena penangkaran buaya itu tidak ada yang mengurus dan tidak diperhatikan oleh pemiliknya,” ujarnya.

Bahkan, para warga kerap melihat anak-anak buaya yang berukuran kecil keluar dari penangkaran buaya tersebut dan berkeliaran bebas di sungai desa.

Menurutnya, jika aktivitas penangkaran buaya masih akan dilanjutkan, dia meminta agar bangunannya direnovasi sehingga lebih aman. Lalu ada penjaganya dan tidak ada lagi buaya-buaya yang berkeliaran di pemukiman warga.

3 dari 3 halaman

Warga akan Bertindak

“Apabila belum ada hasil keputusan nanti hari Rabu mendatang, kemungkinan warga akan melakukan tindakan sendiri,” ujarnya.

Pemilik penangkaran buaya Abdul Aziz Thamrin Jhony mengatakan, buaya yang berkeliaran di sekitar pemukiman warga bukan hewan di penangkarannya.

“Itu bukan buaya dari penangkaran kami,” ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.