Sukses

Banjir di Kotawaringin Timur Meluas

Banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terus meluas dan sudah merendam 13 desa yang tersebar di 3 kecamatan di wilayah itu.

Liputan6.com, Sampit - Banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terus meluas dan sudah merendam 13 desa yang tersebar di 3 kecamatan di wilayah itu.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Yephi Hartady, Senin (14/9/2020), membenarkan 'kabar ada 13 desa yang sebagian wilayahnya terendam banjir.

"Beberapa di antaranya airnya sudah masuk ke dalam rumah," katanya.

Banjir terjadi sepekan terakhir dampak tingginya curah hujan yang membuat sungai meluap merendam permukiman di bantaran sungai dan dataran rendah. Sebanyak 13 desa yang sebagian wilayahnya dilanda banjir tersebut tersebar di tiga kecamatan, yaitu Antang Kalang, Mentaya Hulu, dan Telaga Antang.

Hasil pendataan, rumah yang terendam banjir di Kecamatan Antang Kalang tersebar di Desa Tumbang Kalang sebanyak 96 kepala keluarga (KK), Tumbang Ramei 15 KK, Sei Puring 25 KK. Sedangkan jumlah desa yang terdampak yaitu Desa Tumbang Kalang sebanyak 30 KK, Kuluk Telawang 20 KK, Tumbang Manya 30 KK dan Sei Hanya 30 KK.

Banjir di Kecamatan Mentaya Hulu, jumlah rumah yang terdampak yakni di Kelurahan Kuala Kuaya 50 KK, Desa Bawan 20 KK dan Tangkaroba 40 KK. Rumah yang terendam yakni di Kelurahan Kuala Kuayan 15 KK, Desa Bawan 5 KK dan Desa Tangkarobah 10 KK.

Banjir di Kecamatan Telaga Antang merendam Desa Tumbang Sangai 30 KK, Rantau Katang 25 KK, Tumbang Bajane 17 KK dan Tumbang Boloi 32 KK. Sedangkan rumah yang terdampak yakni Desa Tumbang Sangai 60 KK, Tukang Langit 20 KK, Rantau Katang 30 KK, Tumbang Kuwan 15 KK, Tumbang Bajane 30 KK dan Tumbang Boloi 40 KK.

"Ketinggian air sendiri bervariasi. Yakni ada yang 50 cm hingga lebih dari satu meter. Tergantung dataran di daerah mereka masing-masing," kata Yephi.

BPBD Kabupaten Kotawaringin Timur mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir susulan atau bertambah parah. Pemantauan juga dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya banjir yang lebih parah. Jika banjir tambah parah, warga diimbau mengungsi ke tempat yang lebih aman agar banjir tidak sampai memakan korban jiwa.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.