Sukses

Menikmati Hening Pagi di Botuwombato, Air Terjunnya Para Petapa

Bersama kicauan burung dan tutupan vegetasi yang masih alami, berendam di air jernih Botuwombatu bisa menjadi salah satu cara melepas penat.

Liputan6.com, Gorontalo - Air terjun Botuwombato, begitu warga sekitar menyebutnya. Berlokasi di Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, air terjun Botuwombato yang berarti 'batu alas' punya keindahan berbalut cerita legenda.

Butuh waktu sekitar 1 jam perjalanan dari pusat kota untuk sampai ke lokasi air terjun ini. Jalan yang dilalui juga lumayan ekstrem, terjal dan menanjak, namun menyuguhkan pemandangan alam yang indah.

Suara gemuruh air mulai terdengar, itu tandanya lokasi air terjun Botuwombatu sudah dekat. 

Bersama kicauan burung dan tutupan vegetasi yang masih alami, bermain air atau sekadar berendam di air jernih Botuwombatu bisa menjadi salah satu cara melepas penat. 

"Memang menantang, namun semuanya bisa terbayarkan oleh keindahan air terjun ini," kata Arfan Pakaya, salah seorang pengunjung. 

Arfan mengaku, dirinya tertantang untuk mengunjungi air terjun Botuwombato setelah melihat unggahan foto pemandangan alam terjun tersebut di media sosial. Air terjun Botuwombatu masih sangat alami karena masih jarang dikunjungi wisatawan.

"Akhirnya saya dan teman-teman memutuskan untuk datang, ternyata keindahannya bukan rekayasa," ungkapnya.

Sementara itu, Sutarsono Buna (52), warga setempat mengatakan, ada sedikit cerita legenda Kerajaan Gorontalo yang berkaitan dengan air terjun tersebut. Konon, air terjun Botuwombato merupakan tempat semedi Raja Gorontalo.

"Cerita itu memang dulu ada raja yang sering berapa di atas batu dekat air terjun," tutur Sutarsono.

Konon, katanya, sang raja itu sering menggunakan batu untuk duduk saat bersemedi selama berbulan-bulan. Setelah bertapa, kemudian batu itu digulung bagaikan alas.

"Setelah bersemedi batu besar di sekitar air terjun diatur rapi oleh raja itu, bahkan saat dia bertapa ia gunakan batu sebagai alas," katanya.

"Entah benar atau tidak, itu cerita yang turun temurun, itulah mengapa tempat itu dinamakan batu alas," tandasnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.