Sukses

Modus Mau Pijat, Pasutri Colong Ponsel Milik Anak Pasangan Tunanetra

Yang menyedihkan, ponsel tersebut satu-satunya alat yang digunakan sang anak untuk belajar daring.

Liputan6.com, Jakarta Nasib malang menimpa siswa beprestasi pasangan tunanetra warga Siyono Wetan, Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen, Gunungkidul. Dia terpaksa harus kehilangan ponselnya setelah ditipu pasangan suami istri yang mengaku akan mengajaknya menjadi model rias.

Ishma Tukha Nur soleha (15) putri sulung pasangan Tunanetra yang berprofesi sebagai tukang pijat tradional itu hanya bisa pasrah. Sebab, ponsel yang diandalkannya untuk mengikuti proses belajar secara daring telah lenyap.

"Telepon genggam ini satu-satunya yang saya miliki untuk mengikuti belajar online dari sekolahan," kata Ishma pelajar kelas 8 MTSN 4 Wonosari.

Bukan hanya Ishma yang menggunakan ponsel tersebut, namun adiknya, Muhamad Nastain (9) yang masih duduk di bangku kelas 3 SDN 3 Playen juga turut serta memakainya. Selama masa Pendemi Covid-19 ini, ponsel tersebut digunakan bergantian.

Ishma mengaku kasihan dan bingung, karena ia tak mungkin meminta untuk dibelikan ponsel oleh kedua orangtuanya. Ishma juga menyadari, akibat pendemi Covid-19 ini tak banyak pelanggan yang datang untuk menggunakan jasa mereka.

"Sekarang sepi, bahkan dalam sehari belum tentu ada yang datang. Kan bapak saya tukang pijit," katanya ditemui dirumahnya.

Ishma mengaku selama ini pekerjaan jasa tukang pijit menjadi andalan utama dalam mencari nafkah dan biaya sekolah kedua anaknya. Sementara, kedua orangtuannya penyandang tunanetra sejak lahir tak mampu membeli ponsel yang harganya sangat mahal saat ini.

"Kasihan bapak, kalaupun dibelikan hape. Itupun harus meminjam uang dulu," ungkapnya.

Ishma menceritakan, awalnya ada sepasang suami istri hendak memesan jasa pijat ke orangtuanya. Anehnya, meski Ishma tak mengenalnya namun pasangan tersebut mengaku sudah dia kali datang ke rumahnya.

"Sama sekali tak curiga, awalnya orang ini akan mendaftarkan orangtuanya untuk pijat sehabis salat Isya," jelas Ishma.

Sore hari sebelum Isya, kedua orang tersebut datang dan langsung menawari Ishma untuk menjadi model rias dengan iming-iming uang Rp300 ribu. Tergiur akan penawaran tersebut, Ishma kemudian langsung menyetujuinya.

Ada syarat yang harus dipenuhi, kata Ishma, pelaku meminta agar Ishma mencari teman model bersama adiknya. Tanpa pikir panjang, Ishma meninggalkan pelaku tersebut bersama kedua orangtuannya.

Turisah ibu Ishma mengaku, saat kejadian ia suruh duduk di ruang tamu sendangkan suaminya, Slamet, duduk di teras depan rumah untuk ngobrol dengan tamu laki-lakinya. Sehingga saat itu ia tak mengetahui dengan pasti gerak gerik pelaku. Hingga tamu perempuan yang berada di ruang tamu memohon izin untuk ke kamar kecil miliknya.

"Lama itu di kamar mandinya. bahkan sempat terdengar suara pintu kamar belakang yang kebetulan rusak, seperti dibuka paksa oleh seseorang," kata Turisah

Selang beberapa lama, tamu perempuan itu mengahampiri Tursiyah dan mengatakan bahwa air kran terus mengalir. Tanpa menaruh curiga Turiyah pergi ke kamar mandi untuk mematikan kran.

Tak lama kemudian, kedua tamu tersebut berpamitan untuk membeli keperluan rias untuk anaknya dan berjanji akan kembali lagi.

"Setelah tamu itu pergi, saya mencoba menghubungi nomor telepone Ishma tapi ponselnya mati," cerita Tursiyah.

Beberapa saat kemudian, Ishma bersama temanya datang. Orangtuanya sempat marah karena dirinya sulit dihubungi. Ishma pun mengatakan bahwa ia tak membawa ponsel karena sedang di-charge di kamar.

Ishma dan temannya berusaha mencari ponsel tersebut di kamar dan di tempat biasa menaruhnya, namun tidak ketemu.

"Merk Samsung J4, dua tahun lalu saya belikan baru seharga Rp1,8 juta," jelas turisah.

Kini orangtua Ishma berpikir mencari jalan bagaimana cara membelikan anak mereka ponsel baru agar dapat mengikuti pembelajaran jarak jauh.

Di ketahui, Ishma merupakan siswa berprestasi dengan segudang penghargaan, baik tingkat daerah hingga nasional di cabang olahraga panjat tebing mewakili Kabupaten Gunungkidul.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.