Sukses

Jangan Kaget, Berikut Hasil Uji Swab Gibran Jokowi Usai Kontak Erat dengan Wawali Solo

Calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengikuti uji swab usai bertemu dengan para anggota Fraks PDIP DPRD Solo yang sebelumnya sempat kontak langsung dengan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo yang terkonfirmasi positif.

Liputan6.com, Solo - Putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka ikut menjalani uji swab usai bertemu dengan anggota Fraksi PDIP di gedung DPRD Solo pada Jumat, 24 Juli 2020 lalu. Hasil uji swab dengan pola polymerase chain reaction (PCR) itu telah keluar dan hasilnya negatif.

Gibran yang merupakan calon wali kota Solo hasil rekomendasi PDIP itu mengikuti uji swab setelah mengikuti safari politik dan menemui 30 anggota Fraksi PDIP di gedung DPRD Solo, Jumat, 24 Juli 2020 lalu.

Padahal dua hari sebelumnya sejumlah anggota dewan tersebut sempat mengikuti rapat paripurna yang dihadiri Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Kemarin pulang dari DPRD, saya juga langsung swab," kata Gibran melalui layanan pesan singkat, Minggu malam (26/7/2020).

Proses uji swab itu dilakukan oleh petugas satgas Covid-19 Rumah Sakit Slamet Riyadi Solo. Selanjutnya pemeriksan PCR Covid-19 dilakukan di Laboratorium RSPAD Gatot Subroto Jakarta.

Sedangkan hasil pemeriksaan uji swab itu dikatakan Gibran baru keluar pada hari ini Minggu, 26 Juli 2020.

"Baru saja keluar hasilnya, Alhamdulillah negatif. Rapid negatif, plasma negatif dan swab negatif," sebut Gibran.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Wakil Gibran Ikut Uji Swab

Tak hanya Gibran, pasangannya yang menjadi Calon Wali Kota Solo Teguh Prakosa juga ikut uji swab. Hanya saja ia mengikuti uji swab di RSUD Bung Karno Solo bersama 17 anggota DPRD Solo yang merupakan kontak erat Wakil Wali Kota Solo yang positif Covid-19.

"'Hasil tracing itu saya kan dengan Pak Pur itu ketemu saat rapat paripurna pada Rabu lalu. Saya duduknya berdampingan dengan Pak Pur," akunya.

Teguh menjalani uji swab sebanyak dua kali, yakni pada hari Sabtu dan Minggu. Saat uji swab pertama dilakukan di kantor DPRD Solo, sedangkan pada hari kedua digelar di RSUD Bung Karno Solo.

"Kondisi tubuh biasa, tidak ada keluhan apapun. Cuma tadi saat uji swab pedes sekali hampir menembus ke telak (tenggorokan)," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Alasan Gibran Ikut Pilkada Solo

Terkait jalan politik, Gibran sempat memilih fokus berkarier menjadi pengusaha, dan tidak mengikuti jejak sang ayah terjun ke politik praktis. Hingga akhirnya dia terjun di kontestasi Pilkada 2020. Gibran pun mengungkapkan alasannya kenapa terjun ke politik.

"Saya pengusaha, yang saya sentuh hanya karyawan saya saja," kata Gibran dalam diskusi yang digelar DPP PDIP dengan tema Calon Kepala Daerah Muda Bicara Politik Dedikasi, Motivasi, hingga Respons Politik Dinasti, Jumat (24/7/2020).

Karena itu, menurut Gibran, dengan jalan politik maka bisa membantu lebih banyak orang, melalui kebijakan-kebijakan yang dilahirkannya, terutama untuk warga Solo.

"Kalau saya masuk ke politik, yang bisa saya sentuh kalau di Solo ya 500 ribuan orang yang bisa saya sentuh melalui kebijkan-kebijakan saya," kata Gibran.

 

4 dari 4 halaman

Soal Dinasti Politik

Dia mengaku sering ditanya soal dinasti politik. Gibran mengaku berusaha menjelaskan soal dinasti politik jika bertemu dengan masyarakat. Dia mengatakan hal itu sering dilakukannya ketika berada di Solo.

"Jadi banyak yang menanyakan masalah dinasti politik, sebenarnya dalam satu tahun terakhir ini, kalau di Solo ya, saya setiap kali bertemu dengan warga saya selalu jelaskan apa itu dinasti politik," kata Gibran.

Menurut dia, tak ada paksaan ke warga untuk memilihnya pada Pilkada 2020. Dia sadar, kalah merupakan salah satu risiko dalam ikut kontestasi lima tahunan itu.

Hal tersebut yang membedakan dinasti politik dan pesta demokrasi.

"Tidak harus diwajibkan memilih saya, bisa dipilih bisa tidak. Ya saya kan ikut kontestasi, bisa memang bisa kalah, bisa dicoblos bisa tidak. Jadi, tidak ada keajiban untuk mencoblos saya. Ini kan kontestasi bukan penunjukan," kata Gibran.

Gibran bingung jika ada yang masih mengaitkan pencalonannya dengan dinasti politik.

"Jadi, kalau yang namanya dinatisti politik di mana dinasti politiknya. Saya juga bingung kalau orang bertanya seperti itu," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.