Sukses

Menko Luhut Resmikan Instalasi Pengolah Sampah Jadi Bahan Bakar di Cilacap

Kita sepakat mau membikin copy ini saja. Jadi ini, 28.000 ton sampah per hari ini bisa kita selesaikan

Liputan6.com, Cilacap - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan meresmikan fasilitas tempat pengolahan sampah menjadi bahan bakar/energi (refuse derived fuel - RDF) di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Desa Tritih Lor, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Peresmian yang disiarkan secara langsung melalui aplikasi Zoom dan Youtube, Selasa, juga dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, dan pejabat dari sejumlah kementerian.

Saat memberi sambutan, Menko Marives mengatakan pihaknya bersepakat untuk membuat RDF di sejumlah daerah untuk mengatasi permasalahan sampah.

Baca juga: Menko Luhut: Penanggulangan COVID-19 berjalan seiring dengan ekonomi

"Kita sepakat mau membikin copy ini saja. Jadi ini, 28.000 ton sampah per hari ini bisa kita selesaikan," katanya, dikutip Antara.

Dalam hal ini, kata dia, BPPT akan terlibat sehingga semuanya buatan dalam negeri atau buatan anak bangsa.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

RDF Jadi Solusi Pengelolaan Sampah Masa Depan

Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya akan segera melaporkan masalah RDF tersebut kepada Presiden Joko Widodo dan akan mengusulkan rapat internal agar bisa segera dibuat karena biaya pembuatannya berkisar Rp70 miliar hinggga Rp80 miliar per unit.

"Kalau nanti BPPT bikin lebih banyak, saya kira cost-nya bisa turun, sehingga nanti di berbagai kota yang sampahnya kira-kira 200 ton ke bawah, mesin seperti ini sudah bisa kita lakukan. Atau, nanti beberapa kecamatan-kecamatan tertentu juga bisa kita laksanakan," katanya.

Lebih lanjut, Menteri mengatakan RDF tersebut merupakan suatu langkah yang sangat hebat dan diharapkan bisa dimasukkan sebagai program pada tahun 2020 atau paling lambat tahun 2021 untuk dibuat di beberapa daerah.

Dia juga meminta BPPT untuk terlibat dalam membuat model peralatan yang digunakan dalam RDF.

"Karena Presiden menekankan betul, semua yang bisa dibuat di dalam negeri, kita buat di dalam negeri. Itulah Indonesia yang kita sebut new normal," katanya.

Saat konferensi pers yang dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom yang diakses wartawan dari salah satu hotel di Cilacap maupun wartawan di berbagai daerah, Menko Marives mengatakan bahwa Presiden Jokowi telah berulang kali mengingatkan para pembantunya terkait dengan masalah sampah belum terselesaikan.

"Nah, sekarang RDF yang kita lihat ini, yang konkret. Padahal, banyak sekali kota-kota di Indonesia yang sampahnya 200 ton ke bawah dan dekat dengan pabrik semen, itu bisa dimanfaatkan," katanya.

 

3 dari 4 halaman

34 Daerah Siap Bangun RDF

Ia mengatakan berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ada 34 kota yang akan segera dibangun RDF untuk mengatasi permasalahan sampah.

Terkait dengan pengurangan biaya energi, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan berdasar studi yang dilihat secara sepintas, hasil olahan dari sampah tersebut, untuk kemanfaatan PLTU yang menggunakan batubara paling tidak 3 persen menyubtitusi kebutuhan batu baranya.

"Jadi memang sangat membantu, jadi lebih murah dari biaya batubara dan juga bisa dipakai karena dibakar pada suhu 2.000 derajat Celcius," jelasnya.

Ia mengatakan berdasarkan data, harga jual hasil RDF untuk industri sebesar Rp300.000 per ton atau setara 20 dolar AS, sedangkan batubara 40-50 dolar AS per ton dan kalorinya sama sekitar 3.000 kalori.

Konferensi pers tersebut dilakukan secara virtual karena wartawan tidak diperkenankan datang ke lokasi TPST RDF di Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, guna mengurangi kerumunan seiring dengan pelaksanaan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan COVID-19.

 

4 dari 4 halaman

Kapasitas RDF Cilacap 120 Ton per Hari

Seperti diwartakan ANTARA, TPST RDF merupakan tempat pengolahan sampah ramah lingkungan yang ditujukan untuk mengurangi kebutuhan lahan tempat pemrosesan akhir sampah, meningkatkan kualitas lingkungan, dan menghasilkan bahan bakar alternatif pengganti batu bara. Dalam hal ini, bahan bakar alternatif tersebut dihasilkan setelah melalui proses pencacahan sampah dan pengeringan.

Ada dua kementerian yang berperan dalam pembangunan TPST RDF di Cilacap, yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang berkaitan dengan penyediaan mesin pengolahan sampah serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berkaitan dengan penyediaan bangunan utama.

Selain itu, Pemprov Jateng berperan dalam penyediaan sarana pendukung TPST RDF, sedangkan Pemkab Cilacap menyediakan lahan untuk lokasi pembangunan TPST RDF beserta jalan akses.

Sementara PT SBI Tbk selain terlibat dalam pelaksanaannya juga berminat terhadap bahan bakar alternatif yang dihasilkan TPST RDF tersebut guna mengurangi penggunaan batu bara.

Berdasarkan data yang dihimpun ANTARA, TPST RDF yang menempati lahan seluas 3 hektare di Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, memiliki kapasitas mengolah sampah sebesar 120 ton per hari.

Setelah melewati masa uji coba, TPST tersebut menunjukkan hasil sesuai dengan direncanakan atau standar, yakni produk berupa RDF sebanyak 30-40 ton per hari dan kadar air turun dari 57,60 persen menjadi 22,75 persen dalam waktu 20 hari dengan nilai kalori sebesar 687 kilokalori per kilogram (Kkal/kg).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.