Sukses

Keluarga Dekat Evi Masamba Hilang Terseret Banjir Bandang di Luwu Utara

Evi sendiri saat ini berada di Jakarta, ia menunggu kabar dari ibunya terkait siapa saja keluarganya yang hilang dan belum ditemukan.

Liputan6.com, Luwu Utara - Banjir bandang yang melanda Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada Senin, 13 Juli 2020 malam memakan banyak korban. Hingga kini 11 warga dilaporkan telah meninggal dunia dan sejumlah warga lainnya masih dalam proses pencarian.

Keluarga dekat pedangdut Evi Masamba juga turut menjadi korban dalam bencana alam akibat luapan dari Sungai Masamba dan Sungai Radda itu. Evi mengakui keluarganya yang berada di bantaran sungai Radda hingga kini masih belum ditemukan.

"Doakan semoga keluarga saya bisa segera di temukan, khusunya yang ada di Radda. Keluarga ku banyak  yang tinggal di pinggiran sungai situ," kata Evi Masamba, Selasa (14/7/2020).

Tidak hanya di Desa Radda, keluarga besar Evi lainya yang berada di Kecamatan Masamba dan Kecamatan Malangke juga turut jadi korban akibat banjir bandang itu. 

"Terus keluarga ku yang di  Masamba yang tinggal di pinggiran sungai itu rata sudah semua ya Allah," ucapnya sambil menitiikan air mata.

Evi yang saat ini sedang berada di Jakarta menunggu kabar dari ibunya terkait siapa saja keluarganya yang hilang dan menjadi korban banjir bandang yang terjadi malam tadi.

"Saya di jakarta, dari sebelum lebaran saya di Jakarta tidak bisa pulang . Ini saya lagi  tunggu info dari mamaku di Kalimantan, nama-nama keluarga yang menjadi korban (banjir bandang). Mamaku yang tau semua," ucapnya.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Detik-Detik Banjir Bandang Terjang Luwu Utara

Sebelumnya, banjir bandang melanda Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada Senin, 13 Juli 2020 malam. Akibatnya, ratusan rumah terendam air dan lumpur serta sejumlah warga dilaporkan meninggal dan hilang. 

Banjir bandang itu disebabkan oleh luapan air Sungai Masamba akibat curah hujan yang sangat tinggi di hulu sungai. Luapan air sungai tersebut membawa material lumpur dan batang pohon berukuran besar.

"Air sungai meluap. Kejadiannya sesudah salat isya, air terus naik dan merendam rumah warga. Air ini bercampur lumpur," kata Amiruddin, Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Luwu Utara, Selasa (14/7/2020) dini hari.

Berdasarkan informasi yang diterima Liputan6.com, pada pukul 20.15 Wita, volume air dari bantaran Sungai Masamba sempat meluap namun luapannya tidak begitu besar. Lalu sekitar pukul 20.45 Wita, air mulai surut sehingga warga yang sebelumnya menyelamatkan diri kembali ke rumah mereka masing-masing untuk membersihkan sampah yang masuk ke dalam rumah.

Tiba-tiba pada pukul 21.00 Wita Sungai Masamba kembali meluap dengan volume luapan air yang besar, diperkirakan mencapai 4 meter. Akibatnya sejumlah warga pun terjebak di dalam rumah mereka.

"Hujan mulai reda itu jam 22.45 (Wita) lalu air baru surut itu jam 01.00 (Wita) lewat, dinihari" lanjut Amiruddin.

Hingga siang ini dua warga dilaporkan meninggal dunia dan belasan lainnya masih belum berhasil ditemukan. Dua warga yang meninggal itu adalah Gandi (35), pimpinan FIF Kabupaten Toraja dan Askar (35) seorang pengusaha swasta.

"Dua korban meninggal sudah dievakuasi ke Rumah Sakit. Kemungkinan masih ada korban lainnya, masih dalam pencarian," Amiruddin menambahkan.

Hingga kini tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas dan BPBD serta sejumlah warga bekerja sama untuk mengevakuasi warga ke lokasi yang lebih aman. Selain itu tim gabungan tersebut juga masih mencari korban yang hilang terserert banjir bandang tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.