Sukses

'Pantang Pulang Sebelum Jalan Terhubung'

Medan yang terjal dan curam, menjadi penyemangat anggota TNI dalam menyukseskan setiap program TMMD di daerah.

Liputan6.com, Garut - Medan terjal, berliku dengan tanjakan curam, tak menyurutkan nyali Komandan Daerah Resor Militer (Danrem) 062 Tarumanegara Kolonel Infanteri Muhamad Muchidin, meninjau lokasi program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD), di Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat, Kamis (9/7/2020) lalu.

Menggunakan motor trail keluaran pabrikan Jepang, sesekali kendaraan motor cross yang digunakan Danrem, serta rombongan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Garut, terlihat 'slip' dan terpeleset, akibat licinnya medan jalan.

Namun, dengan tekad yang kuat, kondisi jalan yang sebagian besar masih berselimutkan bebatuan dan kerikil tajam itu, tak menghentikan perjalanan mereka, meninjau seluruh progres pembangunan TMMD ke-108 tersebut.

"Jika dikalkulasikan kondisi (progres pembangunan) jalan saat ini sudah 30-40 persen dari rencana," ujarnya, di sela istirahat bersama anggota lain, Kamis (9/7/2020).

Dengan pakaian dinas lapangan (PDL) loreng khas tentara, Muchidin mengatakan bahwa dia merasakan betul beratnya medan yang dilalui. Namun selama delapan hari pertama program TMMD dibuka, Ia menilai progres pengerjaan sesuai rencana.

"Awalnya ini kan ini jalan setapak, kami buka menjadi lebih lebar untuk membuka akses masyarakat menuju kota Garut," papar dia.

Berada di ketinggian 1.200 mdpl, jalan yang menghubungkan Desa Wanakerta dan Padasuka di Kecamatan Cibatu tersebut, cukup efektif membantu akses jalan bagi masyarakat sekitar.

"Sebelum dibangun, perjalanan warga bisa satu jam lebih menuju Kecamatan dan Kota Garut," ujar dia.

Kini setelah tersambung, perjalanan warga kedua desa menuju Kecamatan Cibatu dan Sukawening, cukup ditempuh dengan waktu 15 menit.

"Jauh lebih cepat, dan tentu sekarang kendaraan sudah bisa lewat sini," ujar dia.  

Saat ini, pembangunan jalan sepanjang 3.995 meter (ralat sebelumnya 3,6 km) itu, terus dikebut mulai pemadatan, hingga pengaspalan untuk mengejar jadwal yang telah ditetapkan.

"Maksimal (sejak dibuka) 32 hari selesai, tapi kan dua bulan sebelumnya sudah kami mulai di Pra-TMMD," kata dia. 

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sumber Anggaran

Dalam kesempatan itu, Danrem Muchidin menyatakan, jika pos anggaran yang digunakan dalam pembangunan program TMMD ke-108 di Kecamatan Cibatu, berasal dari kas pemerintah daerah.

"Bantuan provinsi sebesar Rp500 juta dan Pemda Garut Rp975 juta," dia menambahkan.

Selain pembangunan fisik, ujar dia, pemberian materi non fisik berupa penyuluhan kesehatan, hukum, pemberdayaan ekonomi hingga wawasan kebangsaan dan cinta Tanah Air turut diberikan.

"Program ini kami lakukan untuk rakyat, jadi jangan ada anggapan TNI dan Polri ini ekslusif bagi masyarakat," kata dia.

Wakil Bupati Garut Helmi Gunawan, yang ikut perjalanan ekstrem tersebut, mengakui peran besar kehadiran jalan yang tengah dibangun tersebut.

"Wilayah Padasuka dan Wanakerta ini hasil utamanya adalah pertanian, perkebunan dan hasil hutan," dia menjabarkan.

Dengan terbukanya akses jalan, ia berharap kehadiran jalan nyaris sepanjang 4 km tersebut, bisa memberikan solusi dalam mendistribusikan potensi hasil alam milik warga desa.

"Ada juga potensi wisata berupa agrowisata dan wisata curug Kancil," ungkap dia.

Untuk menyukseskan kegiatan tersebut, sekitar 20-30 warga di tiap Rukun Warga (RW) sengaja diterjunkan ke lokasi pembangunan setiap hari, untuk membantu anggota di lapangan.

"Bisa dilihat sendiri bagaimana besarnya dukungan dan peran serta masyarakat sekitar," ujar dia.

3 dari 3 halaman

Prioritas Keamanan

Kapolres Garut AKBP Dede Yudi Ferdiansyah mengatakan, untuk memberikan rasa aman bagi warga, pihaknya berencana membuat pos pengamanan yang ditempatkan di jalan penghubung kedua desa tersebut.

"Kalau berpotensi mengganggu kamtibmas kami nanti akan siapkan pos khusus," ujarnya.

Melihat medan jalan yang cukup ekstrem, Dede berharap masyarakat bisa menggunakan jalan tersebut, dengan memenuhi standar keselamatan berlalu lintas.

"Apalagi di sini ada potesi wisata alam maupun agro, nanti akan ada lonjakan pengunjung ke lokasi wisata," kata dia.

Julaiha, (52), warga Kampung Cikare’es Desa Padasuka, mengaku senang dengan kehadiran jalan tersebut. "Tahun 1970-an sudah ada jalan setapak, tapi baru dibuka sebesar ini ya sekarang melalui TNI (TMMD)," ujar dia.

Sebagai daerah penghasil bumi khususnya rempah-rempah seperti cengkih, kapulaga, kopi, lada, kayu, dan gula aren, kehadiran jalan penghabung itu sudah dinanti sejak lama.

"Semoga ke depannya bisa dilengkapi juga dengan lampu penerangan jalan," pinta dia.

Di tengah upaya pengerjaan yang tengah dilakukan anggota TNI dan warga, ia berharap seluruh pengerjaan bisa selesai sesuai jadwal yang telah ditentukan.

"Jika melihat cara bekerja Pak TNI, saya yakin program jalan ini bakal selesai tepat waktu," ujar dia mendukung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.