Sukses

Deretan Fakta soal Gempa Magnitudo 6,1 yang Mengguncang Jepara

Dua orang warga Kecamatan Keling dan Kecamatan Tahunan, Jepara, justru mengaku tidak merasakan goyangan gempa Magnitudo 6,1 tersebut.

Liputan6.com, Jepara - Gempa bumi Magnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, pada Selasa (7/7/2020), pukul 05.54 WIB.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, gempa yang berpusat di koordinat 6.12 Lintang Selatan dan 110.55 Bujur Timur, sekitar 53 km barat laut Jepara, pada kedalaman 578 km tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Arwin Noor Isdianto mengatakan, dua orang warga Kecamatan Keling dan Kecamatan Tahunan, Jepara, tidak merasakan goyangan gempa tersebut. 

"Gempa tersebut memang tidak dirasakan oleh warga, termasuk informasi di wilayah pantai juga tidak ada laporan masuk terkait gempa tersebut," katanya.

Namun demikian, seorang warga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, justru mengaku merasakan getaran gempa bumi. "Saya merasakan getaran yang disebutkan pusat gempanya ada di Kabupaten Jepara," kata Arif, warga Bantul.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kondisi Geologi Lokal

Sementara itu, Supervisor Pusat Gempa Regional VII Stasiun Geofisika Yogyakarta, Nugroho Budi mengatakan, getaran akibat gempa di Jepara terasa di daerah Mlati, Kabupaten Sleman; Sedayu, Kabupaten Bantul; serta beberapa bagian Kulonprogo.

"Gempa tersebut menghasilkan spektrum gelombang seismik yang luas dirasakan hingga DIY dikarenakan memiliki energi yang cukup besar," kata Nugroho.

Menurut dia, energi gempa yang besar mampu menjangkau wilayah yang jauh karena mengalami proses pemantulan dan pembiasan gelombang.

Selain faktor sumber gempa, ia menjelaskan, kondisi geologi lokal juga menjadi faktor penyebab gempa itu dapat dirasakan atau tidak.

"Wilayah dengan kondisi geologi yang didominasi lapisan endapan atau sedimen akan memiliki peluang merasakan getaran gempa dikarenakan gelombang gempa yang melalui kondisi geologi tersebut akan mengalami pembesaran gelombang gempa atau amplifikasi," katanya.​​​​​​​

Sugeng, warga Sentolo, Kulonprogo, merasakan getaran gempa yang cukup kuat sehingga dia bergegas keluar rumah.

"Terasa banget seperti gempa (Yogyakarta) 2006. Rumah bergetar kencang. Tetangga saja langsung membunyikan kentongan," kata Sugeng.

 

3 dari 5 halaman

Kata Pusat BMKG

Terkait gempa bumi Jepara, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam keterangan persnya mencatat beberapa daerah yang merasakan guncangan gempa. 

"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,77 LS dan 110,64 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 85 km arah utara Mlonggo, Jepara, Jawa Tengah pada kedalaman 539 km," katanya

Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menurut dia, gempa bumi tersebut termasuk jenis gempa dalam akibat adanya deformasi atau penyesaran pada lempeng yang tersubduksi di bawah Laut Jawa.

Rahmat mengatakan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).

Getaran gempa tersebut, katanya, dirasakan di daerah Karangkates, Nganjuk, Yogyakarta, Purworejo, Kuta, dan Mataram pada skala III MMI, dirasakan nyata dalam rumah dan terasa seperti ada truk berlalu.

Getaran akibat gempa juga dirasakan di Denpasar, Malang, Lumajang, Tulungagung, Blitar, Ponorogo, Pacitan, Surabaya, Wonogiri, dan Kebumen pada skala II-III MMI.

Selain itu, gempa tersebut getarannya dirasakan di Banjarnegara, Pangandaran, Karangasem, Lombok Barat , Garut, Boyolali, Krui, Sekincau, Semaka, Pekalongan, Banyumas, wonosobo, Magelang, Purbalingga, dan Gianyar pada skala II MMI, getaran yang dirasakan oleh beberapa orang dan membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang. 

Rahmat mengimbau warga tetap tenang serta memeriksa bangunan tempat tinggal untuk mengetahui dampak gempa dan menghindar dari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.

4 dari 5 halaman

Dirasakan Wilayah yang Luas

Sementara itu, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan, saking dalamnya hiposenter gempa, maka spektrum guncangan yang dirasakan dalam wilayah yang luas.

Menurut dia, gempa yang terjadi pukul 05.54 WIB di laut sekitar 85 km arah Utara Mlonggo, Jepara, Jawa Tengah, pada kedalaman 539 km itu disebut sebagai deep focus earthquake.

Menurut dia, gempa dalam akibat adanya deformasi atau penyesaran pada lempeng yang tersubduksi di bawah Laut Jawa tersebut guncangannya dirasakan di sebagian Pulau Jawa, Bali, Lombok, dan Sumatera bagian selatan.

Guncangan akibat gempa tersebut dirasakan di daerah Karangkates dan Nganjuk di Jawa Timur; Daerah Istimewa Yogyakarta; Purworejo, Kebumen, Banjarnegara, dan Boyolali di Jawa Tengah; Pangandaran dan Garut di Jawa Barat; Krui, Sekincau, dan Semaka di Lampung; Gianyar, Kuta, ​​​​​​ Denpasar, dan Karangasem di Bali; serta Lombok Barat dan Mataram di Nusa Tenggara Barat.

Daryono menjelaskan, gempa itu terjadi karena slab lempeng Indo Australia yang menunjam dan menukik di bawah Laut Jawa menggantung, dan kemudian putus akibat adanya tarikan gaya gravitasi atau proses lempeng yang mulai menggulung balik.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault) akibat tarikan lempeng ke bawah.

 

 

5 dari 5 halaman

Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi. 

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung. 

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran. 

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi. 

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi. 

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi.

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran. 

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan. 

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempabumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan. 

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah. 

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran. 

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami. 

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

 Setelah Terjadi Gempabumi:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda. 

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan. 

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan. 

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada. 

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya. 

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi. 

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.