Sukses

Geger Buaya Berjemur di Depan Dermaga Pos AL di Kampung Laut Cilacap

Buaya sempat menghilang dari kawasan Nusakambangan dan Laguna Segara Anakan usai kematian seekor buaya jumbo berukuran nyaris 4 meter pada Agustus 2019 silam

Liputan6.com, Cilacap - Buaya kembali bikin heboh warga Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah, pekan ini. Uniknya, buaya itu muncul justru di depan Dermaga Pos TNI AL, Klaces.

Lokasi itu sekaligus kompleks Pemerintah Kecamatan Kampung Laut. Boleh dibilang, tempat ini adalah pusat keramaian di kecamatan yang berada di Laguna Segara Anakan itu.

Tak pelak kemunculan buaya ini pun bikin heboh warganet. Salah satunya diunggah oleh akun Facebook, Imam Suyanto. Dia mengunggah satu foto penampakan buaya. Sayang jarak buaya terlalu jauh sehingga tak bisa diperkirakan berapa besar ukuran si buaya.

Dalam deskripsinya, Imam Suyanto menjelaskan bahwa buaya itu muncul di depan Dermaga Pos TNI AL, Klaces, Kampung Laut, Cilacap.

Ia juga menginformasikan warga disarankan untuk tak beraktivitas di lokasi sekitar penampakan buaya, yakni di pulau depan dermaga Pos AL.

“Berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mengambil langkah lanjutan karena dikhawatirkan jumlah buaya lebih dari satu,” tulisnya.

Kustoro, warga Desa Ujungalang, Kampung Laut membenarkan penampakan buaya tersebut. Buaya itu dilihat oleh nelayan yang tengah melintas di lokasi tersebut pada Jumat, 3 Juli 2020.

“Jumat sore, itu di depan kantor Kecamatan Kampung Laut,” ucap Toro, Minggu (5/7/2020).

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Riwayat Kampung Laut dan Buaya

Menurut dia, buaya sempat menghilang dari kawasan Nusakambangan dan Laguna Segara Anakan usai kematian seekor buaya jumbo berukuran nyaris 4 meter pada Agustus 2019 silam. Anehnya, setelah itu, buaya-buaya lainnya pun lenyap tanpa terdeteksi keberadaannya.

Namun, bagi Kustoro kemunculan buaya di Kampung Laut tidak lah aneh. Kampung Laut dan Laguna Segara Anakan pada masa lalu memang habitat buaya.

Bahkan, hingga era 1970-an, perburuan buaya adalah hal biasa di Kampung Laut. Sosok yang dikenal piawai menangkap buaya adalah Kaki Sobari.

Dia dikenal sebagai pawang handal pada masa jayanya. Buaya dijual kulitnya dan dikonsumsi dagingnya.

“Terakhir mungkin sekitar 1975,” kata Kustoro.

Menurut dia, kemunculan buaya di Laguna Segara Anakan menunjukkan bahwa kawasan air payau dan mengrove memang menjadi habitat alami buaya. Di laguna dan hutan mangrove, buaya bisa memangsa ikan maupun hewan liar, semacam celeng.

Meski muncul sejak tahun lalu, tak pernah dilaporkan sekali pun buaya menyerang manusia. Kustoro menduga, sumber makanan buaya masih cukup sehingga tak agresif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.