Sukses

Berusaha Tegar, Sang Istri Dampingi Jenazah Pelda Anumerta Rama di Rumah Duka

Suasana haru dan duka mendalam mengiringi kedatangan jenazah Pelda Anumerta Rama Wahyudi di rumah duka di Jalan Garuda Sakti kilometer 6, Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.

Liputan6.com, Pekanbaru - Suasana haru dan duka mendalam mengiringi kedatangan jenazah Pelda Anumerta Rama Wahyudi di rumah duka di Jalan Garuda Sakti kilometer 6, Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.

Peti jenazahnya diangkat sejumlah prajurit TNI AD. Istri, anak-anak, dan keluarga Pelda Rama berurai air mata ketika jenazah prajurit TNI gugur di Kongo itu dibawa ke dalam rumah untuk disemayamkan.

Perwakilan keluarga Rama, Jonatan, memohon maaf apabila anggota Denpal 1/4 Pekanbaru ada kesalahan selama bertugas dan bergaul, baik itu dengan sesama prajurit ataupun tetangga di lingkungannya.

Jonatan menjelaskan, Pelda Anumerta Rama meninggalkan istri dan tiga orang anak yang masih kecil. Dia pun berharap administrasi untuk keluarga yang ditinggalkan bisa diselesaikan secara baik.

"Almarhum merupakan kusuma bangsa, membawa misi perdamaian dunia," kata Jonatan, Jumat siang, 3 Juli 2020.

Jonatan berharap pengabdian Pelda Rama untuk negara bisa ditiru generasi penerus. Pasalnya, apa yang dilakukan Rama membawa dan menjaga nama baik Indonesia di mata dunia.

"Tentunya tidak harus gugur dalam bertugas karena ini sudah jalannya, pengabdiannya yang harus ditiru," kata paman almarhum ini.

Di lokasi, istri almarhum Rama, Anita, terlihat berusaha tegar. Dia beberapa kali mengusap air matanya ketika duduk di samping peti jenazah pria yang sudah memberinya tiga anak.

Ketika diangkat untuk dibawa ke teras rumah, Anita terlihat beberapa kali mengusap peti jenazah suaminya itu. Dia pun berusaha memeluk peti itu sebelum dibawa untuk disalatkan.

Usai disalatkan ratusan warga di Masjid Darussalam, jenazah Pelda Rama dibawa ke Taman Makam Pahlawan Kusuma Dharma untuk dimakamkan secara militer.

Pelda Anumerta Rama merupakan kontingen pasukan penjaga perdamaian PBB (Monusco) dari Indonesia di Kongo. Dia menjadi korban serangan pemberontak Pasukan Aliansi Demokratik (ADF) pada Senin malam (22/6/2020) waktu setempat.

Saat itu, Serma Rama sedang patroli bersama rombongan. Tiba-tiba dia diserang sekitar 20 kilometer dari Kota Beni di Provinsi Kivu Utara.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.