Sukses

Selamat Jalan Prof Hadi Purnomo, Antropolog Ternama itu Berpulang di Sumba

Prof Hadi Purnomo sebelumnya adalah Dosen Antropologi Universitas Indonesia dan dikenal seniman

Liputan6.com, Sumba - Kabar duka datang dari Sumba, Prof. Hadi Purnomo, mantan Dosen Antropologi Universitas Indonesia (UI) meninggal dunia, pada 8 Juni 2020 di Sumba, NTT. Lalu almarhum dikebumikan pada Sabtu, 13 Juni 2020.

Pria kelahiran Malang, Jawa Timur berusia 89 tahun itu menetap di Sumba lantaran tak memiliki keluarga. Awalnya, pada tahun 1978 Prof Hadi datang ke Sumba untuk mendokumentasikan penguburan Bapak Raja.

Dari pertemuan tersebut hubungan kerabat yang baik sudah terjalin sehingga ketika keluarga dari Kampung Raja pergi ke Jakarta selalu bertemu. Begitu juga ketika Prof. Hadi Purnama ke Sumba selalu menginap di Kampung Raja.

Pada tanggal 8 Februari 2019 ia datang ke Sumba dan menginap di Kampung Raja atau rumah tamu Rambu Margareta.

Awalnya yang bersangkutan datang ke Sumba ingin berbagi ilmu. Kemudian ia memilih tinggal menetap di Sumba karena tidak memiliki keluarga.

Prof Hadi Purnomo sebelumnya adalah Dosen Antropologi Universitas Indonesia dan dikenal seniman. Dia wafat meninggalkan seorang istri dan satu anak yang tinggal di Amerika Serikat. Mereka sudah lama berpisah.

Mengutip laman Autobiografi.id, Prof Hadi Purnomo juga dikenal sebagai koreografer, jurnalis, peneliti antropologi dan sempat mengajar antropologi di Amerika.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembimbing Ibunda Barack Obama

Sebelumnya ia pernah menjadi pembimbing disertasi Stanley Ann Dunham alias Ann Soetoro, ibu kandung mantan Presiden Barack Obama.

Judul asli disertasi yang diselesaikan Ann Soetoro pada tahun 1992 adalah 'Peasant Blacksmithing in Indonesia: Surviving and Thriving Against all Odds'.

Dengan ketebalan lebih dari 1.000 halaman dan disertasi tersebut dibagi dalam tiga volume.

Sebagian dari disertasi itu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Mizan dengan judul 'Pendekar-pendekar Besi Nusantara: Kajian Antropologis tentang Pandai Besi di Indonesia'.

Karena kepakarannya, lelaki itu bersahabat dekat dengan Sidney Jones, seorang pakar dan peneliti terorisme di Asia Tenggara dan penasihat senior dari International Crisis Group (ICG).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.