Sukses

Ketakutan, Anak Beruang Panjat Pohon Kelapa di Permukiman Warga Dumai

Dua ekor beruang madu membuat panik warga Desa Bukit Timah, Kota Dumai karena berkeliaran di sekitar permukiman dan memangsa ternak warga. Saat akan dievakuasi, kedua beruang ini stres dilihat banyak orang hingga si anak beruang bersembunyi di atas pohon.

Liputan6.com, Dumai - Dua ekor beruang madu membuat ketakutan warga Desa Bukit Timah, Kota Dumai. Satwa berkuku panjang yang terdiri dari anak dan induk itu sudah beberapa hari berkeliaran di sekitar permukiman dan memangsa ternak warga.

Untuk mengatasinya, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menurunkan tim lengkap. Tim ini terdiri dari tim medis untuk pembiusan karena keberadaan beruang dinilai membahayakan masyarakat.

Perlu beberapa hari oleh petugas menjinakkan dua beruang itu, mulai dari penggiringan ke habitat serta memasang perangkap dengan umpan ternak untuk menarik perhatian beruang.

"Sampai malam hari juga petugas di lokasi, kami mendapatkan laporan pada Minggu kemarin," kata Kepala BBKSDA Riau Suharyono, Kamis petang, 4 Juni 2020.

Kehadiran tim BBKSDA menjadi perhatian warga. Mereka berkerumun melihat penangkapan beruang. Hal ini membuat beruang menjadi stres serta semakin liar karena tak biasa berjumpa manusia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Drama Penangkapan

Akibatnya, anak beruang memanjat pohon kelapa di belakang rumah warga. Dia tak mau turun karena ketakutan, sementara induknya lari ke semak-semak saat malam tiba.

"Akhirnya ditembak bius lalu turun dan pingsan," ucap Suharyono.

Saat anaknya dimasukkan ke kandang, induk beruang ternyata memperhatikan dan berusaha menyelamatkan. Petugas bertindak cepat dengan tembakan bius tapi tak mampu membuat induk beruang roboh.

"Tiga kali tembakan tidak mempan karena beruang ini besar," kata Suharyono.

 Petugas memutuskan menaikkan dosis bius dan mencari keberadaan induk beruang ini hingga dini hari. Kerja petugas membuahkan hasil menjelang subuh.

 

3 dari 3 halaman

Hidup Berdampingan

Induk beruang itu berhasil ditembak dan pingsan setelah empat kali bius. Dia dimasukkan ke kandang berbeda dari anaknya dan dibawa ke hutan konservasi yang jauh dari aktivitas manusia.

"Sudah dilepasliarkan 3 Juni kemarin di hutan yang aman dari manusia," tegas Suharyono.

Suharyono berharap anak dan induk beruang itu bisa hidup bebas di habitat barunya. Keluarga beruang diharap bisa bertambah sehingga mempertahankan jumlahnya di alam liar.

"Beruang bisa hidup nyaman di habitat dan manusia bisa aman," kata Suharyono.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.