Sukses

Terdampak Covid-19, Harga Kopi Arabika Solok Selatan Anjlok

Pandemi corona covid-19 berdampak pada hampir semua sektor, salah satunya ekonomi. Harga kopi arabika juga tak luput terkena imbasnya.

Liputan6.com, Padang - Pandemi corona Covid-19 mewabah di Sumatera Barat dua bulan terakhir, akibat virus ini juga berimbas pada anjloknya harga kopi arabika Solok Selatan.

Harga kopi arabika dari daerah Saribu Rumah Gadang itu terjun bebas dari biasanya Rp11.000 menjadi Rp 4.500 per kilogram untuk ceri petik.

"Harga tersebut membuat petani merugi dan kesulitan untuk merawat kopi arabika secara maksimal, sehingga berpotensi menurunkan produksi di masa datang," kata petani kopi Arabika Solok Selatan, Doni kepada Liputan6.com, Kamis (28/5/2020).

Tidak hanya itu, keuntungan hasil penjualan kopi juga semakin menipis setelah dikeluarkan upah buruh pemetik kopi.

Misalnya, dalam satu hari, Doni mempekerjakan satu orang buruh yang memetik kopi dan mampu memanen sekitar 20 kilogram kopi per hari.

Upah buruh satu hari Rp60.000, jika 20 kilogram kopi dijual seharga Rp80.000 maka keuntungan yang didapat Rp20.000 saja.

"Saat ini kenapa menjual dalam bentuk ceri, karena jika diproses jadi gabah kopi membutuhkan waktu yang lama, kami butuh uang untuk keperluan rumah tangga sehari-hari," jelasnya.

Melihat hal tersebut, Walhi Sumbar mencoba membeli kopi petani dengan harga yang lebih tinggi yakni Rp6.000 per kilogram.

"Tindakan ini agar petani tidak terlalu rugi dan buruh pemetik kopi tetap bisa bekerja," ujar perwakilan Walhi Sumbar di Solok Selatan, Abdul Aziz yang juga Ketua Kelompok Pecinta Alam (KPA) Winalsa.

Modal pembelian kopi ini, lanjut Aziz merupakan anggaran dari Walhi Sumbar, setelah covid-19 berlalu pihaknya akan melakukan pelatihan teknik pengolahan kopi agar petani lebih berdaya.

"Kopi yg telah diolah menjadi green bean bisa tahan sekitar 7 bulan penyimpanannya," kata dia.

Turunnya harga kopi, menurutnya dikarenakan banyaknya kafe yang tutup akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga kemampuan membeli kopi petani melemah.

Setelah kami beli dari masyarakat, nanti akan diolah terlebih dahulu menjadi green bean dan dipasarkan mungkin secara lokal terlebih dahulu," Aziz menambahkan.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.