Sukses

Kaltara Diprediksi Bisa Lakukan Pemeriksaan Uji Swab Akhir Bulan Mei

Memanfaatkan alat test cepat molekuler yang sebelumnya digunakan untuk pemeriksaan pasien TBC, Provinsi Kaltim bakal bisa memeriksa uji usap untuk pasien Covid-19.

Liputan6.com, Tarakan - Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie menyampaikan kabar gembira terkait percepatan penanganan pasien Covid-19. Diperkirakan pada akhir bulan Mei 2020 mendatang, Kaltara sudah dapat melalukan pemeriksaan spesimen Covid-19 menggunakan perangkat tes cepat molekuler.

“Cartridge-nya, cartridge khusus SARSCov yang diimpor dari Amerika Serikat oleh Kementerian Kesehatan. Pemerintah daerah belum dibenarkan membelinya secara langsung atau mandiri,” kata Irianto Lambrie, Rabu (20/5/2020).

Kementerian Kesehatan akan membagi cartridge tersebut ke setiap daerah yang dianggap layak atau telah memiliki laboratorium yang memadai untuk melakukan tes. Di Provinsi Kaltara, tes cepat molekuler sudah ada di RSUD Tarakan dan RSUD Nunukan.

Lebih jauh, metode TCM-SARSCov sendiri menggunakan hasil dari usap tenggorok. Hasil swab yang diekstrasi dimasukkan ke dalam cartridge untuk kemudian dianalisasi secara komputer. Hasilnya akan terbaca sekitar 45 menit.

“Untuk tahap pertama ini, Kaltara terima 120 cartridge, 60 untuk RSUD Nunukan, dan 60 untuk RSUD Tarakan,” ungkap Irianto.

Hanya saja, tambahnya, dikarenakan syarat dalam pemeriksaan TCM-SARSCov harus memiliki Biological Safety Cabinet, dan minimal harus level 2, sehingga baru RSUD Tarakan yang memenuhi syarat tersebut.

“Otomatis pengiriman cartridge untuk RSUD Nunukan dikirim ke RSUD Tarakan,” ujarnya.

Di Kaltara sendiri ada 8 alat tes cepat molekuler tersebar di rumah sakit dan puskesmas se-Kaltara. Sedianya, tes cepat molekuler digunakan untuk pemeriksaan TBC secara komputer.

Hanya saja, paparnya, ada pengembangan baru, sehingga pemeriksaan Covid-19 bisa dilakukan dengan metode tes cepat molekuler.

“Jadi tes cepat molekuler bukan untuk TBC saja, tapi dengan memiliki cartridge khusus yang disematkan ke dalam CPU, alat ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi Covid-19,” urai mantan Sekprov Kaltim itu.

Hasil pemeriksaan TCM-SARSCov di RSUD Tarakan pun tak bisa langsung dirilis. Tapi harus dikirim ke pusat penelitian dan pengembangan (Litbang) Kemenkes di Jakarta sebagai perbandingan.

“Ini untuk menerima validasi hasil positif dan negatifnya,” kata Irianto.

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kaltara Agus Suwandy menuturkan, untuk tahap awal, TCM-SARSCov di RSUD Tarakan tidak diperuntukkan bagi umum.

Untuk saat ini, penggunaannya diprioritaskan untuk PDP yang sudah menunggu lama akan keputusan sembuh atau tidak. Kemudian gawat darurat, seperti PDP yang harus diputuskan negatif atau positif untuk penanganannya. Kemudian untuk PDP yang meninggal dunia.

“Ini dilakukan sambil menunggu alat PCR datang. Info terakhir, peralatannya sudah mau dikirim, bahkan telah di-packing. Kita juga tengah mempersiapkan ruangan yang akan digunakan untuk tes PCR, serta menunggu alat bertekanan negatif karena wajib dimiliki untuk mengamankan virusnya agar tidak terpapar ke luar laboratorium,” tutupnya.

Simak juga video pilihan berikut

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.