Sukses

Terimbas Cuaca Selat Malaka, Banjir Masih Mengancam Aceh

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahaya banjir masih berpotensi terjadi di pesisir utara-timur Aceh.

Liputan6.com, Aceh - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahaya banjir masih berpotensi terjadi di pesisir utara-timur Aceh. Sebab hadirnya low pressure atau tekanan rendah di wilayah tersebut yang mengakibatkan turunnya hujan sedang hingga lebat.

"Kalau kita lihat dalam dua hari ini, masih berpotensi hujan sedang hingga lebat. Ini dikarenakan masih adanya low pressure di sebelah utara Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Metrologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh, Zakaria di Aceh Besar, Rabu (13/5/2020), dilansir Antara.

Ia menjelaskan, udara bertekanan rendah di langit provinsi paling barat Indonesia tersebut akibat pengaruh cuaca dari Selat Malaka atau wilayah perbatasan negara jiran Malaysia.

Selain potensi hujan, lanjutnya, juga dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang yang bakal melanda wilayah Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur, Aceh Utara, Lhokseumawe, Bireuen, Bener Meriah, Pidie, dan Pidie Jaya.

"Karena di situ, belokan arah anginnya lebih kentara. Kita melihatnya di radar cuaca yang kita miliki," terangnya.

Sedangkan wilayah barat-selatan Aceh, kata dia, perlu diwaspadai potensi akan bahaya terjadinya longsor, seperti Aceh Barat terutama kawasan Woyla.

"Potensi longsor lainnya di Aceh meliputi Aceh Tengah, Aceh Utara terutama bagian tengah yang melintas ke Bener Meriah, Bireuen, Bener Meriah sendiri, Aceh Tenggara, dan Subulussalam," tuturnya.

Dia menambahkan, pihaknya juga memastikan bahwa fenomena alam berupa air pasang laut yang disertai cuaca ekstrem masih aman atau belum terjadi lagi di provinsi berjuluk "Serambi Mekkah" itu.

"Ini kan bulannya sudah mulai menurun ya, kalau kemarin (pekan lalu) bertepatan purnama. Kalau untuk gelombang laut masih tinggi, tapi perairan tertentu saja," terang dia.

"Di antaranya barat-selatan Aceh gelombang mencapai 1 sampai 3 meter, dan Samudera Hindia Barat Aceh 1,5 hingga 3 meter," kata Zakaria Ahmad.

 

Saksikan Video Pilihan Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banjir Bandang, Mobil Hanyut

 

Banjir bandang melanda empat kampung di Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah, akibat tingginya curah hujan yang melanda kawasan itu. Banjir menyebabkan 11 unit rumah terendam material longsor dan tiga unit mobil hanyut terbawa air bah.

"Laporan sementara ada tiga titik yang paling parah terdampak banjir bandang yang melanda kawasan Kebayakan, namun tidak ada korban jiwa dalam musibah ini," kata Kabag Humas Setdakab Aceh Tengah Salman Nuri yang dihubungi dari Banda Aceh, Rabu (13/5/2020), dilansir Antara.

Ia menjelaskan saat ini hujan dengan intensitas tinggi masih berlangsung dan Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar telah tiba di lokasi untuk memantau langsung daerah terdampak banjir.

"Pak Bupati saat ini sudah di lokasi untuk memantau langsung dan melakukan penanganan terhadap musibah ini dengan instansi terkait," kata Salman menjelaskan.

Hujan deras juga berdampak longsor di ruas jalan Takengon-Bireuen yang mengakibatkan lumpuhnya transportasi. Alat berat telah dikerahkan untuk menyingkirkan material longsor di ruas jalan tersebut.

Salman menjelaskan saat ini Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah juga sudah mendirikan dapur umum di Paya Tumpi sebagai upaya menyiapkan makanan berbuka puasa untuk warga terdampak banjir bandang.

"Kita berharap intensitas hujan dapat berkurang sehingga banjir yang melanda sejumlah kampong cepat surut dan kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk waspada karena intensitas hujan diperkirakan masih tinggi," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.