Sukses

Mengenal Lalampa Maluku Utara, Penganan Sepanjang Masa pada Bulan Ramadan

Kue lalampa khas kuliner kota kecil ini terbuat dari beras ketan, ikan tuna atau julung yang sudah dihaluskan berupa abon dengan campuran bumbu dan dibungkus daun pisang.

Liputan6.com, Ternate - Ternate merupakan salah satu kota kecil bulat kerucut dengan penduduk Muslim terbanyak. Pada kota seribu benteng bekas peninggalan Belanda dan Portugis di Maluku Utara itu memiliki ragam kuliner khas. Kuliner ini lebih ramai dijumpai saat bulan puasa Ramadan.

Di kota itu, terdapat beberapa kuliner lokal yang selalu habis diburu oleh warga muslim setempat. Di bulan suci Ramadan tahun ini pun beberapa kuliner tersebut selalu habis terjual.

Menjelang waktu berbuka, Rabu 6 Mei 2020, awak Liputan6.com punya kesempatan menjejaki beberapa menu takjil kuliner khas kota berjuluk Bahari Berkesan itu. Kuliner tersebut salah satunya adalah lalampa. Kuliner khas ini terbuat dari beras ketan, ikan tuna atau julung yang sudah dihaluskan berupa abon dengan campuran bumbu dan dibungkus daun pisang. Setelah itu diasapin hingga masak.

Mama Arsy, salah satu pedagang musiman khusus menu takjil di kota kecil itu, ketika disambangi, mengatakan menu berbuka yang paling laris saat puasa Ramadan adalah lalampa.

Lalampa miliknya itu setiap hari dipasarkan sebanyak 250 buah. Setiap sore hari lalampa dengan jumlah tersebut diburu habis. Bahkan pemesanannya pun dilakukan lebih awal sebelum tersaji di meja atau tempat jualan miliknya, di Jalan Yos Sudarso, Kompleks Terminal Cinta, Kelurahan Kampung Pisang, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate.

"Selain lalampa, ada juga pisang coe dan asida campur kenari. Jenis kuliner ini yang paling banyak dibeli warga untuk berbuka puasa (Ramadan)," ucap mama Arsy, Rabu sore, 6 Mei 2020.

Hal senada dikatakan seorang rekannya, Rahdi, 23 tahun yang sehari-hari membantu ibunya berjualan menu takjil tersebut juga menyajikan lalampa sebagai menu takjil favorit jualan mereka.

"Lalampa ini mama yang bikin. Setiap hari ada sekitar 310 sampai 320 buah. Jumlah ini habis setiap hari,” kata lelaki tersebut, begitu disambangi Liputan6.com, Rabu sore, sekitar pukul 18.05 WIT.

Rahdi menyatakan, lalampa bukan hanya laris pada saat puasa Ramadan 1441 Hijriah. Menu khas di Maluku Utara itu memang sudah dari puasa tahun-tahun sebelumnya selalu laku terjual.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.