Sukses

Tanpa PSBB, Bali Klaim Sukses Atasi Corona

Ada tiga indikator penting sebagai dasar tolok ukurnya.

Liputan6.com, Denpasar - Gubernur Bali yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, Wayan Koster menegaskan, jika berbagai kebijakan dan upaya dalam penanganan Corona COVID-19 sampai saat ini telah menunjukkan hasil yang nyata dengan memakai tiga indikator penting.

Pertama, rata-rata penambahan pasien positif Corona COVID-19 per hari di Bali sebanyak 7 orang atau peringkat terendah keempat, lebih rendah daripada DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Banten.

"Data menunjukkan bahwa pasien positif COVID-19 sebagian besar bersumber dari PMI/ABK sebanyak 54 persen, transmisi lokal Bali sebanyak 36 persen, daerah luar Bali sebanyak 7 persen dan WNA sebanyak 3 persen. Sedangkan kasus di provinsi lain, pasien positif sebagian besar merupakan transmisi lokal," papar dia, Rabu (6/5/2020).

Kedua, persentase kesembuhan pasien positif Corona COVID-19 di Bali mencapai sekitar 58,67 persen yang artinya paling tinggi di Indonesia dan berbeda jauh daripada sembilan provinsi lainnya. Bahkan, kata Koster, tingkat kesembuhan di Bali jauh di atas rata-rata nasional (16,86 persen) dan global atau dunia (32,10 persen).

"Di Bali rata-rata lama perawatan pasien positif COVID-19 sampai sembuh adalah selama 13 hari, masa perawatan paling cepat selama 3 hari dan paling lama 39 hari untuk kasus berat," urai dia.

Ketiga, persentase pasien positif Corona COVID-19 yang meninggal di Bali hanya 1,48 persen atau yang paling rendah dari sembilan provinsi lainnya, bahkan jauh di bawah rata-rata nasional (7,46 persen) dan global/dunia (7,04 persen).

"Patut dicatat bahwa dari 4 orang pasien positif yang meninggal di Bali, 2 orang merupakan WNA, 1 orang dari daerah luar Bali dan 1 orang PMI/ABK warga Bali," katanya. 

Meskipun Bali tidak menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), tetapi menurut Koster sejauh ini penanganan Corona COVID-19 menunjukkan hasil yang lebih baik dan terkendali.

Padahal, sebelumnya berbagai pihak sangat mengkhawatirkan Bali akan terancam COVID-19 karena sebagai destinasi wisata dunia terbesar di Indonesia. "Tetapi sejauh ini, fakta menunjukkan hal yang kontras berbeda," ujarnya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.