Sukses

Tasbih Raksasa, Saksi Peradaban Islam di Bumi Mandar 5 Generasi

Di Kelurahan Amassangang, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman, Sulawesi Barat terdapat sebuah tasbih berukuran besar dengan panjang mencapai 38 meter

Liputan6.com, Polman - Di Kelurahan Amassangang, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman, Sulawesi Barat terdapat sebuah tasbih berukuran besar dengan panjang mencapai 38 meter dan memiliki usia lebih dari 400 tahun.

Tasbih itu memiliki biji seukuran buah kemiri sebanyak 3.330 butir terbuat dari buah Manjakani yang didatangkan langsung dari Tanah Suci Mekah. Tasbih itu menjadi saksi awal mula peradaban agama Islam di wilayah Binuang.

Imam Masjid Nurul Hidayah Binuang Muslimin mengatakan, awalnya, tasbih itu dibawa oleh Syekh Abdul Kadir atau yang lebih dikenal dengan nama Haji Mallawi di tanah Mandar pada abad ke-17. Ia merupakan seorang ulama dari tanah Arab, tasbih itu ia bawa saat menyebarkan agama Islam di Kerajaan Binuang.

"Sudah ratusan tahun ini Pak. Diwariskan secara turun temurun, Saya mungkin yang menjadi generasi kelima," kata Muslimin kepada Liputan6.com, Sabtu (02/05/2020).

Muslimin mengisahkan, dahulu, tasbih ini biasa digunakan warga pada berbagai hajatan, seperti khatam Alquran, maulid dan tahlilan. Tapi, untuk menjaga kelestarian tasbih, kini hanya digunakan berzikir secara berjamaah di masjid pada saat bulan Ramadan.

"Digunakan saat dzikir usai shalat tarwih. Namun saat sekarang karena adanya wabah pandemi Covid-19, tasbih ini hanya disimpan di rumah, karena kita dilarang beribadah di masjid," kata Muslimin.

Dalam penggunaan tasbih ini, dibutuhkan jemaah hingga puluhan orang, mereka akan duduk melingkar sembari memegang tasbih ini sambil berzikir bersama. Tasbih ini juga diklaim oleh warga Binuang sebagai yang terpanjang di dunia.

"Kalau berdzikir satu kali saja berputar, karena jumlahnya banyak 3.330 butir," Kata Muslimin.

Menurut Muslimin, pengurus rumah adat Balla Lompoa di Kabupaten Gowa, Sulawsi Selatan pernah datang meminta tasbih itu, dengan niat ingin dimasukkan kedalam museum.

"Saya menolaknya, karena saya ingin tetap menjaga tasbih warisan leluhur saya," ujar Muslimin.

Kini tasbih raksasa itu masih terjaga dan tersimpan rapi di kediaman Muslimin yang terletak di Kelurahan Amassangan, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman, Sulawesi Barat.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.