Sukses

Berkah Panen Melimpah Petani Banyumas Raya di Awal Ramadan

Terlebih, stok beras ini akan diperkuat dengan serapan gabah langsung dari petani pada April ini

Liputan6.com, Banyumas - Kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok lazim terjadi pada Ramadan, terlebih mendekati lebaran Idul Fitri. Tetapi, anomali terjadi tahun ini.

Beberapa komoditas yang biasanya melambung tinggi Ramadan ini tetap stabil, dan bahkan turun. Misalnya, harga beras. Tak dipungkiri pandemi Corona memang menyebabkan gonjang-ganjing harga sejumlah bahan kebutuhan pokok.

Tetapi, khusus bahan pokok, masyarakat Banyumas raya beruntung menjelang Ramadan lalu. Pasalnya, persis menjelang Ramadan, petani panen raya padi.

Banyumas raya, terutama Kabupaten Cilacap dan Banyumas dikenal sebagai lumbung pangan nasional. Patut saat panen gabah dan beras melimpah ruah.

Kepala Cabang Perum Bulog Banyumas, Dani Satrio mengatakan stok beras hingga saat ini masih melimpah. Terlebih, stok ini akan diperkuat dengan serapan gabah langsung dari petani pada April ini.

“Kalau stok untuk beras. Ndak usah khawatir, sampai Ramadan, sampai lebaran pun cukup,” dia menjelaskan.

Harga beras di tingkat pengecer pun normal kendati sudah masuk bulan Ramadan. Kondisi ini diperkirakan akan terus bertahan hingga lebaran, mengingat pembatasan sosial berskala beras (PSBB) dan larangan mudik yang dilakukan di berbagai daerah selama Ramadan dan Idul Fitri nanti.

Dani pun mengklaim, Bulog siap melakukan operasi pasar jika sampai terjadi lonjakan harga beras atau bahan pokok, terutama beras. Bulog melepas beras dengan harga Rp8.100 per kilogram.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Panen Melimpah Cilacap

“Sekarang, untuk pemenuhan kembali dari beras itu, ini momentumnya pengadaan. Ini sedang kami serap, gabah untuk beras medium. Ini sudah mulai jalan, sudah mulai minggu ini sudah realisasi,” ujarnya.

Tahun ini Bulog menarget menyerap 29 ribu ton setara beras. Akan tetapi, tahun ini Bulog lebih memilih menyerap gabah agar kualitas berasnya tetap terjaga.

Potret melimpahnya gabah tampak di Cilacap, wilayah yang memiliki luasan sawah lebih dari 65 ribu hektare. Harga gabah tetap stabil pada Ramadan di tengah pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Pertanian Cilacap, Supriyanto mengatakan terkini, harga gabah kering panen (GKP) di beberapa wilayah Cilacap berkisar Rp4.300 per kilogram. Adapun harga gabah kering giling atau GKG mencapai Rp5.400 per kilogram.

“Tidak ada lonjakan harga, juga harga stabil ya,” ucapnya.

Menurut dia, harga ini adalah harga wajar yang sama-sama menguntungkan, baik untuk petani maupun konsumen. Di tingkat petani, meski panen raya harga gabah tidak jatuh. Adapun di tingkat konsumen, tidak terjadi lonjakan harga meski Ramadan.

Supriyanto menjelaskan, panen di Cilacap dimulai pada Maret di sebagian kecil wilayah. Adapun puncak panen terjadi pada awal April dan diperkirakan baru akan berakhir pada awal Mei 2020.

“Sekarang masih panen raya. Diperkirakan sampai Mei masih ada yang panen,” katanya.

Dia menjelaskan, memperkirakan produksi gabah di wilayah pesisir selatan barat Jawa Tengah ini berkisar 850 ribu ton. Dia optimis target itu terpenuhi. Pasalnya, musim hujan tahun ini diperkirakan normal, berbeda dengan tahu 2019 lalu yang musim hujannya pendek.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.