Sukses

Kakek 70 Tahun di Mamasa Tolak BLT karena Merasa Banyak yang Lebih Butuh

Guna menekan berbagai dampak yang dirasakan masyarakat akibat pandemi Corona Covid-19, pemerintah telah mengupayakan beberapa kebijakan. Salah satu kebijakan yang dilakukan adalah memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat

Liputan6.com, Mamasa - Guna menekan berbagai dampak yang dirasakan masyarakat akibat pandemi Corona Covid-19, pemerintah telah mengupayakan beberapa kebijakan. Salah satu kebijakan yang dilakukan adalah memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat yang terdampak salama pandemi berlangsung.

Namun, Sareong Demmanapa (70) seorang kakek lanjut usia (lansia) di Desa Balla Satanetean, Kecamatan Mamasa, Sulawesi Barat menolak untuk menerima BLT dana desa. Kakek itu memiliki alasan tersendiri untuk menolak bantuan, ia sadar akan kondisi dirinya dan warga lain yang ada di daerahnya.

"Saya bukan orang kaya, saya bukan orang mampu, saya juga miskin. Tetapi masih ada yang lebih layak menerima bantuan itu," ujar Demmanapa.

Demmanapa kini hidup sebatang kara diusia senjanya, ia pernah memiliki istri, tetapi sudah bercerai beberapa tahun yang lalu. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ia berharap dari hasil garapan sawah yang dikerjakan oleh keluarganya, karena ia tak bisa lagi menggarap sawah. Kondisi itu tidak membuat ia merasa layak untuk menerima BLT dari pemerintah.

Demmanapa pun meminta kepada petugas yang yang datang mendatanya untuk memberikan bantuan itu kepada warga atau tetangganya yang lebih membutuhkan. Meskipun dirinya dianggap layak oleh pemerintah untuk menerima bantuan itu, tetapi Demmanapa tetap menolak bantuan itu.

"Jangan saya yang terima Nak, ada yang lebih di bawah dari pada saya, berikan ke meraka," kata Demanapa.

Sementara itu, Kepala Desa Balla Satanetean Yusuf R Demmandulu mengatakan, Kakek Demanapa meminta agar haknya sebagai calon penerima BLT dana desa dialihkan kepada warga yang lebih layak. Meski sebenarnya Yusuf menganggap Demmanapa sangat layak untuk menerima bantuan itu.

"Sebenarnya bukan dia tolak. Tentu dia juga butuh, tetapi dia mengalihkan bantuan itu kepada tetangganya yang dianggapnya lebih layak mendapatkan," ujar Yusuf saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (24/4/2020).

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tolak Semua Bantuan

Yusuf pun meresa takjub akan sifat mulia dan kepedulian dari Demmanapa. Karena menurutnya sangat jarang ditemukan orang yang memiliki sifat seperti Demmanapa disaat seperti ini, dimana semua orang merasa kesusahan.

"Ada orang yang berusaha agar dimasukkan sebagai penerima, dia justru mengalihkan bantuannya," ujar Yusuf.

Yusuf mengungkapkan, bukan hanya BLT dari dana desa yang ditolak oleh Demmanapa. Karena pada dasarnya ia juga masuk dalam daftar penerima bantuan dari Kementerian Sosial, namun bantuan itu juga ia tolak.

"Jadi aparat desa dua kali ke rumahnya, bahkan saya juga langsung tanya bagaimana, apa mau ambil atau tidak. Tetapi dengan alasan yang sama, kakek ini juga menolak dan mengalihkan bantuan itu," jelas Yusuf.

Menurut Yusuf, pihaknya kerap meminta Demmanapa untuk memikirkan kembali keputusan menyerahkan bantuan yang diterimanya. Pasalnya, ia menilai kondisi kehidupan Demanapa juga masih memprihatinkan dan layak mendapat bantuan.

Sejauh ini pemerintah Desa Balla Satanetean mencatat ada 138 warga di daerah ini yang tercatat sebagai penerima BLT dari Kementrian Sosial. Sedangkan penerima BLT yang bersumber dari dana desa, sebanyak 200 kepala keluarga, saat ini datanya masih diverifikasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.