Sukses

Jumlah Rumah Sakit Rujukan untuk PDP Covid-19 di Sulut Bertambah

Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terus meningkat. Imbasnya, jumlah rumah sakit yang merawat PDP juga bertambah.

Liputan6.com, Manado - Meski laju penambahan pasien positif Covid-19 di Sulut relatif lambat, tetapi jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terus meningkat. Imbasnya, jumlah rumah sakit yang merawat PDP juga bertambah.

"Untuk PDP terus bertambah. Hingga Minggu malam Judah berjumlah 67 kasus, dan 22 PDP meninggal dunia," ungkap Jubir Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Sulut dr Steaven Dandel, Minggu malam, 19 April 2020.

Dengan bertambahnya PDP maka jumlah rumah sakit yang merawat PDP juga meningkat. Jika sebelumnya hanya di 5 rumah sakit, sekarang sudah 13 rumah sakit.

"Rumah sakit yang menangani PDP ini tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Sulut," ujarnya.

Berdasarkan data yang ada, rumah sakit yang menangani PDP di Sulut adalah, RUSP Kandou Manado, RS Wolter Mongisidi Manado, RSUD Sam Ratulangi Tondano, RSUD Anugerah Tomohon, RSUD Walanda Maramis Minut, RSUD Pobundayan Kotamobagu, RSUD Datubinangkang Bolmong dan RSUD Bolmut.

"Selanjutnya beberapa rumah yang baru menangani PDP adalah RS Pancaran Kasih Manado, RS Gunung Maria Tomohon, RS Noongan Minahasa, dan RS Bethesda Tomohon," ungkapnya.

Dandel menambahakan, untuk kasus Orang Dalam Pemantau (ODP) terdapat 255 kasus, dan 655 kasus orang selesai pemantauan.

Terkait terus bertambahnya jumlah PDP di Sulut, Dandel mengatakan disebabkan karena adanya perubahan protokol di RSUP Kandou Manado. Sesuai dengan protokol yang baru semua orang dengan sakit apa pun, dengan atau tidak adanya riwayat perjalanan, dan masuk ke RSUP Kandou tetap di-screening dengan foto toraks.

Apabila foto toraks menggambarkan bahwa yang bersangkutan ada peradangan paru, maka pasien itu akan ditetapkan sebagai PDP.   

"Oleh karenanya akan makin banyak PDP di RSUP Kandou, dan konsekuensi akan banyak kematian PDP yang bisa saja bukan Covid-19, akan terlapor sebagai PDP,” ujarnya.

 

Dia mengatakan, apa yang dilakukan melalui perubahan protokol itu semata-mata untuk meningkatkan kewaspadaan di kalangan medis supaya tidak kecolongan.

"Mengantisipasi jika ada pasien yang awalnya bukan Covid namun berkembang jadi Covid, sudah bisa kita cegah sejak awal," ujarnya.

Simak juga video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.