Sukses

Wow, Desa di Banjarnegara Ini Bagikan Galon Cuci Tangan untuk Ribuan Warganya

Salah satu desa yang langsung mengambil sikap atas surat keputusan tersebut ialah Desa Pagak, Kecamatan Purwareja Klampok, Banjarnegara

Liputan6.com, Banjarnegara - Hingga saat ini belum ada tanda-tanda garis statistik kasus Corona Covid-19 di Indonesia menurun. Data nasional menurut covid19.go.id menunjukan kasus terkonfirmasi positif mencapai 3.512 pada Sabtu, 11 April 2020.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 306 pasien meninggal dan 282 pasien sembuh serta diizinkan pulang. Sementara data daerah di Kabupaten Banjarnegara pada Sabtu, 11 April 2020 terdapat satu pasien positif, 11 Pasien Dalam Pengawasan (PDP), 226 Orang Dalam Pemantauan alias ODP, dan tiga Orang Tanpa Gejala (OTG).

Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Non Alam Pandemik Covid-19 melalui Surat Keputusan Bupati bernomor 360/442 tahun 2020. Penetapan status berlaku selama 51 hari, dari 9 April sampai 29 Mei 2020.

Melalui surat tersebut, Bupati juga meminta desa-desa di Banjarnegara mengalokasikan anggaran untuk penanggulangan dampak Covid-19 dan untuk kegiatan Jaring Pengaman Sosial (JPS). Alokasi dana diambil dari Pos Belanja Tak Terduga pada Bidang Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat.

Salah satu desa yang langsung mengambil sikap atas surat keputusan tersebut ialah Desa Pagak, Kecamatan Purwareja Klampok, Banjarnegara. Pemerintah desa membentuk Relawan Desa Lawan Covid-19 setelah terbit Surat Edaran Menteri Desa PDTT Republik Indonesia Nomer 8 Tahun 2020.

Relawan dibentuk secara gotong royong melibatkan 127 orang. Dengan rincian, 102 orang relawan di tingkat RT/RW dan 25 orang di tingkat Desa.

Kemudian menganggarkan Rp. 160,8 Juta untuk penanggulangan Corona Covid-19. Alokasi diambil dari Dana Desa tahun anggaran 2020.

"Semua ini merupakan bentuk Gotong Royong masyarakat desa dengan selalu berkoordinasi dengan Forkompincam Purwareja Klampok dan Puskesmas 2 Purwareja Klampok,“ kata Kepala Desa Pagak, Sudarwo.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Padasan untuk Reresik

Sudarwo menambahkan, anggaran penanggulangan bencana digunakan untuk pembelian tangki semprot disinfektan, alat pelindung diri berupa mantel, sepatu boot, masker, dan sarung tangan. Kemudian membeli vitamin untuk relawan agar kondisi kesehatannya selalu terjaga.

Selain itu, warga desa dibekali sarana reresik untuk tempat cuci tangan. Dahulu, sarana itu bernama padasan.

Padasan terdapat di depan rumah berupa genthong air / tempayan yang diberi lubang pancuran dan disumpal kayu atau karet. Setiap orang yang masuk ke rumah diharuskan mencuci kaki, tangan, dan wajah.

Nasehat yang kerap diucapkan terkait padasan itu ialah "reresik ben sawane ora kathut". Artinya, membersihkan badan agar penyakit dan hal-hal buruk tidak terbawa.

Tetapi, seiring berjalannya waktu, kearifan lokal itu pun surut. Padasan tidak dibuat, terutama bagi bangunan-banguna baru.

Saat pandemik corona mewabah inilah sarana padasan kembali digalakan. Hanya saja tidak lagi menggunakan genthong tanah liat.

Pemdes Pagak menggantinya dengan galon air mineral dan menambah sabun cuci tangan. Total yang disiapkan sebanyak 900 buah untuk seluruh rumah dan fasilitas umum.

"Harapanya dengan adanya pembagian alat cuci tangan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat akan meningkat, serta dapat memutus rantai penyebaran virus," ujar Sudarwo.

 

3 dari 3 halaman

Gerak Relawan Menekan Penularan Covid-19

Selain penyiapan padasan, relawan bergerak meyemprotkan disinfektan secara masal. Sasarannya seluruh rumah dan fasilitas umum di Desa Pagak setiap satu minggu sekali.

Penyemprotan dilakukan hingga ke dalam ruangan, menjangkau apa saja yang sempat tersentuh tangan. Antara lain, benda-benda seperti kursi, meja, pegangan pintu, dan perabot rumah tangga lainya.

Tidak hanya itu, relawan dibagi dalam 4 Wilayah dan 5 Pos Siaga di Perbatasan Desa. Setiap warga yang masuk maupun keuar didata dan dipantau, terutama kepada warga perantauan yang baru mudik.

Salah seorang relawan, Pradikta Dimas mengungkapkan, hingga Sabtu, 11 April 2020 tetdapat 127 pemudik. Dari luar negeri berjumlah 3 Orang, sisanya dari kota besar seperti Jakarta, Bogor, Depok, Semarang, Sragen, Surakarta, Yogyakarta, Jombang, dan Surabaya.

"Kami meminta pemudik membuat surat pernyataan agar mematuhi anjuran pemerintah menerapkan isolasi mandiri dirumahnya masing-masing," katanya.

Relawan juga melakukan pendataan kepada warga desa pada usia rentan seperti lansia, balita, serta orang yang memiliki penyakit menahun dan kroonis lainya. Data nantinya disetorkan kepada Gugus Penanggulanan Covid-19 Kecamatan Purwareja Klampok agar cepat dalam penanganan jika terjadi sesuatu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.