Sukses

Dilema Maluku Utara Kekurangan APD dan Masker di Tengah Wabah Corona

Bantuan mendesak yang paling dibutuhkan adalah rapid test dan masker. Untuk kelengkapan lain masih bisa didapatkan.

Liputan6.com, Ternate - Maluku Utara masih membutuhkan bantuan Alat Pelindung Diri atau APD untuk tenaga medis yang menangani pasien virus corona maupun yang terkonfirmasi Covid-19.

Hingga saat ini, APD serta kelengkapan yang dimiliki masih jauh panggang dari api. Betapa tidak, APD yang dibutuhkan di Kota Ternate saja berkisar kurang lebih 1.000 set. Belum lagi dengan 9 kabupaten kota lainnya.

Sementara, jumlah APD untuk tenaga medis yang dimiliki, khusus wilayah Ternate baru tersedia 150 set, yang sebagian besarnya hanya setelan baju dan sudah terpakai selama sepekan ini saat melakukan evakuasi dan penanganan pasien Covid.

Hal itu, dikemukakan juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Ternate, Muhammd Sagaf, kepada Liputan6.com, di Kelurahan Akehuda, Ternate Utara, Rabu, 8 April 2020.

Sagaf menyatakan, saat ini, terdapat 16 set APD milik Dinas Kesehatan Kota Ternate sudah dihibahkan ke RSUD Chasan Boesoirie yang menangani pasien rujukan wabah itu. Juga, sebagiannya lagi diberikan untuk rumah sakit wilayah Ternate, seperti RS Bhayangkara, Dharma Ibu, RS Islam, dan RS Prima.

“Jumlah APD untuk tenaga medis ini hanya sekali pakai. Yang ada saat ini pun khusus kepada rumah sakit prioritas. Jumlah APD ini juga sebagian besar bantuan dari NHM dan DPD RI,” lanjut dia.

Sagaf khawatir jika kasus pandemi virus corona di Ternate meningkat siginifikan pada bulan-bulan mendatang. “Jadi langkah siaga sejak dini lebih baik supaya tidak kerepotan. Tapi mudah-mudahan kasus ini tidak naik signifikan,” sambung Sagaf.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Butuh 150 Ribu Rapid Test dan 750 Ribu Picis Masker

Sagaf menyatakan, selain APD untuk tenaga medis, Kota Ternate juga masih membutuhkan rapid test dan masker untuk warga yang dicurigai sakit dan petugas kesehatan di lapangan.

Pada kota berjuluk Bahari Berkesan itu, lanjut Sagaf, rapid test yang digunakan pun hanya sekali pakai untuk setiap satu orang yang akan dilakukan tes menggunakan alat tersebut. 

“Kalau rapid test untuk warga yang dicurigai dan petugas lapangan itu kurang lebih 150 ribu. Untuk masker dilihat dari 30 persen jumlah penduduk, yang diberikan ke masyarakat secara umum yang punya potensi sakit, ditambah petugas lapangan itu 750 ribu picis,” ujar dia.

“Kenapa banyak? Karena masker ini punya batas waktu pemakaian. Misalnya orang sakit dan petugas lapangan, itu tidak bisa pakai masker dari pagi sampai malam. Itu hanya bisa dipakai 6-8 jam dan langsung dibuang. Untuk masyarakat umum yang sehat, bisa gunakan masker kain. Masker kain yang sudah dibeli, dicuci pakai rinso dulu, jemur, setrika lalu pakai, dan kemudian batas waktu pemakaian masker kain tersebut hanya 4 jam,” kata Sagaf.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate, Nurbaity Radjabessy menambahkan, bantuan yang paling dibutuhkan di Ternate adalah rapid test dan masker. “Untuk kelengkapan lain di luar kebutuhan itu masih bisa didapat,” sambung dia.

“Kepada warga masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak panik. Selalu menerapkan protokol pencegahan corona sesuai arahan dari pemerintah dan gugus tugas,” kata Nurbaity.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini