Sukses

Pemprov Kaltim Masih Cari Klaster Ijtimak Dunia

Penelusuran peserta ijtimak dunia yang ada di Kaltim terus dilakukan agar tidak terjadi penularan lokal.

Liputan6.com, Samarinda - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) masih terus mengupayakan penelusuran peserta ijtimak dunia yang berlangsung di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Berdasarkan perkembangan data terbaru, diprediksi peserta asal Kaltim mencapai 1.600 orang.

Penelusuran dilakukan agar tidak terjadi penularan lokal dari klaster ini. Sebab, satu pasien positif Covid-19 yang merupakan peserta ijtimak asal Banjarmasin meninggal dunia di Balikpapan.

Selain itu, empat peserta ijtimak di Kalimantan Utara (Kaltara) juga dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Sejumlah pasien dengan status PDP juga timbul gejala klinis.

Juru Bicara Gugus Tugas Pecepatan Penangan Covid-19 Provinsi Kaltim Andi M Ishak menyebutkan saat ini sudah ada sekitar 634 peserta ijtimak dunia tersebut. Jumlah ini tersebar di beberapa kabupaten dan kota di Kaltim.

“Klaster Gowa hingga saat ini yang dapat di-tracing oleh Dinas Kesehatan se-Kaltim sebanyak 634 pelaku perjalanan. Dari jumlah itu, 144 berstatus ODP, empat PDP, dan delapan OTG (Orang Tanpa Gejala),” kata Andi M Ishak, Sabtu (4/4/2020).

Agar penulusuran klaster ini semakin maksimal, penulusuran terus dilakukan oleh tim di kabupaten dan kota dengan melibatkan potensi yang ada. Penelusuran melibatkan hingga tingkat RT dengan memastikan tak ada pendatang dari daerah zona merah.

“Jumlah yang kita dapat inilah yang bisa dilakukan secara maksimal dan tentu tracing tetap dilakukan terus sampai semua peserta diketahui,” katanya.

Dari hasil rapid test, seluruh peserta ijtimak dunia yang berhasil didata hasilnya negatif. Mereka diminta untuk lakukan isolasi secara mandiri di rumah atau di tempat yang disediakan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda Ismid Kosasih menyebutkan pihaknya berhasil menelusuri sekitar 67 peserta ijtimak dunia asal Kota Samarinda. Semuanya dinyatakan negatif setelah diuji menggunakan alat rapid test.

“Sebenarnya secara statistik, Kota Samarinda harus sangat hati-hati karena dari hari ke hari daerah penularan lokal semakin banyak dan dekat sekali dengan kita,” kata Ismid.

Kekhawatiran itu semakin bertambah mengingat rapid test yang diberikan sangat terbatas. Dengan ketersediaan rapid test, kata Ismid, mempercepat proses pemetaan Covid-19.

“Kami sebenarnya sudah mempercepat pengadaan rapid test secara mandiri, namun kendalanya harus pesan dulu,” kata Ismid.

Fokus seluruh kabupaten dan kota yang ada di Kaltim terkait klaster ijtimak dunia ini adalah memaksimalkan pendataan. Sebab tersiar kabar jika ada peserta ijtimak dunia yang belum melapor dan berkatifitas seperti biasa di lingkungannya.

Simak juga video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.