Sukses

Hasil Rapid Test Massal Corona Covid-19 di Jawa Barat, Ribuan Orang Dinyatakan Negatif

Tes swab hanya diberikan kepada pasien positif berdasarkan hasil tes rapid, atau PDP.

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat (Jabar), sejak seminggu lalu telah mendistribusikan perangkat rapid test kepada pemerintah kabupaten/kota di seluruh Jabar.

Dari hasil rapid test yang diselenggarakan Pemdaprov Jabar dan pemerintah kabupaten/kota, diperoleh data hingga 31 Maret 2020 pukul 16.00 WIB, sebanyak rapid test telah dilakukan kepada 10.597 orang dengan 9.995 orang negatif, dan sebanyak 409 positif.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jabar Berli Hamdani, dari 409 warga yang diketahui positif Corona, berdasarkan hasil rapid test, akan dilakukan tes lanjutan dalam bentuk test swab dan VTM.

Hanya saja karena ketersediaan perangkat test swab dan VTM yang masih terbatas, maka proses tes lanjutan masih akan menunggu tersedianya perangkat test swab.

"Test swabnya dilakukan di kabupaten/kota. Bisa di rumah sakit atau di labkes kabupaten/kota, setelah dilakukan tes swab, hasilnya dikirim ke Labkesda Provinsi. Nanti, dari 409 positif Corona ini, baru bisa dilihat hasil akhirnya setelah dilakukan PCR oleh Labkesda Provinsi Jabar," ungkapnya.

Dengan begitu, menurut Berli, Labkesda Provinsi Jabar masih menunggu kiriman sampel spesimen hasil rapid test dari kabupaten/kota untuk diperiksa kembali.

Karena ketersediaan perangkat untuk tes swab yang masih sedikit, maka Labkesda Provinsi Jawa Barat, harus berbagi dengan labkes kabupaten/kota dan hanya memberikan tes swab kepada pasien yang tepat sasaran.

"Tes swab hanya diberikan kepada pasien positif berdasarkan hasil tes rapid, atau PDP," ucapnya.

"Untuk menambah persediaan perangkat tes swab, dan VTM (Virus Transfer Media), kami juga saat ini mendapat bantuan dari Unpad dan RSHS, serta sedang meminta tambahan kepada Balitbangkes," terangnya lagi.

Untuk 409 warga yang dinyatakan positif berdasarkan hasil rapid test, menurut Berli, tentu akan dilakukan pelacakan riwayat kontak oleh tim screening dari bidang PDP (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) Dinas Kesehatan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

"Secara tupoksi, memang akan dilakukan pelacakan riwayat kontak oleh Bidang PDP yang bertugas melakukan penyelidikan epidemiologi, yang akan mencari riwayat kontak PDP secara berjenjang dari lingkungan yang paling dekat yaitu keluarga dan kemudian lingkungan yang terhubung dengan mereka yang dinyatakan PDP," ungkapnya.

<p><strong>**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan <a href="https://www.liputan6.com/donasi/177995/sembuhdaricorona" target="_blank" rel="nofollow">klik tautan ini</a>.</strong></p>

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rapid Test Terus Dilakukan

Saat ini, salah satu garda depan dalam upaya pencegahan penyebaran virus Corona adalah Labkesda Provinsi Jawa Barat, yang bertugas memeriksa spesimen akhir untuk menentukan positif tidaknya seorang PDP, yang sampelnya dikirim dari RS dan labkes kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat.

"Bahkan, Labkesda Jabar tetap berfungsi sebagai pusat rujukan spesimen sample pemeriksaan laboratorium bukan hanya untuk Jabar tapi se-Indonesia," tegasnya

Menurut Berli, upaya pencegahan penyebaran COVID-19 dengan rapid test maupun tes swab akan terus dilakukan sampai dinyatakan oleh pemerintah bahwa penyebaran wabah COVID-19 ini berakhir.

Selain itu, Berli optimistis, COVID-19 bisa ditaklukkan meski tak mudah dan butuh waktu. Sebagai bukti, lebih dari 175.000 pasien positif COVID-19 di dunia berhasil sembuh. Di Jabar, 11 pasien positif telah dinyatakan pulih.

"Alhamdulillah sekarang sudah ada gugus tugas di tingkat nasional yang lintas sektoral, sehingga penanganan dan pencegahan penyebaran virus Corona ini tidak hanya menjadi tugas pemerintah provinsi saja, juga melibatkan TNI dan Polri, sehingga bisa lebih cepat, masyarakat lebih patuh dalam menjalankan anjuran pemerintah terkait social distancing dan membatasi aktivitas dengan tetap berdiam di rumah," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.