Sukses

Wali Kota Bontang Negatif Covid-19 Usai Pulang Dari Zona Merah

Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni dinyatakan negatif Covid-19 melalui rapid test setelah melakukan perjalanan dari Jakarta.

Liputan6.com, Bontang - Dari hasil rapid test atau uji cepat Virus Corona Covid-19, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni dinyatakan negatif. Padahal Neni baru pulang dari zona merah atau daerah terjangkit.

Saat dihubungi, Neni mengaku langsung berangkat ke Jakarta untuk mencari logistik pencegahan pandemi itu. Sepulang dari Jakarta, Neni ditetapkan berstatus Orang Dengan Pemantauan (ODP).

“Saya karantina mandiri sesuai pulang dari Jakarta dan saya termasuk high risk,” katanya melalui sambungan telepon, Rabu (1/4/2020).

Keberangkatan ke Jakarta di tengah pandemi dilakukannya untuk segera memenuhi kebutuhan logistik pencegahan. Sebab, jika tidak cepat disediakan, penyebaran bakal makin sulit dicegah.

“Kalau diam saja di Bontang, kita tidak bisa berbuat banyak. Kalau langsung cari tentu bisa segera dieksekusi,” katanya.

Kota Bontang mendapat jatah 80 alat rapid test. Dari jumlah itu, 66 alat rapid test sudah digunakan dan hasilnya negatif.

“Untuk tenaga medis ada 32 orang hasilnya negatif, tiga pasien juga negatif. Untuk tim Dinas Kesehatan 15 orang dinyatakan negatif dan 16 ODP klaster ijtimak dunia di Gowa juga negatif,” sebut Neni.

Neni menjelaskan, rapid test ini dilakukan untuk memastikan sejauh mana penyebaran Covid-19. Apalagi hasil penelusuran kontak sejumlah klaster terkonfirmasi positif butuh alat uji seperti rapid test ini.

“Sasaran utama rapid test adalah tenaga kesehatan yang menangani pasien dan ODP,” katanya.

Di Kota Bontang saat ini ada dua pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang dirawat di RSUD Taman Husada. Sementara sejumlah ODP yang punya kontak erat dengan beberapa klaster Covid-19 juga terus dipantau dan menjalani isolasi.

Untuk pencegahan, Pemkot Bontang juga sudah menutup akses laut. Pelabuhan yang melayani rute antar pulau di Indonesia sudah ditutup.

“Pemkot Bontang sudah mengusulkan penghentian sementara kapal yang membawa penumpang manusia dan direspon oleh Pelni dengan mengalihkan ke rute lain sampai wabah Covid-19 selesai,” kata Neni.

Neni menjelaskan, kapal penumpang yang berlabuh di kotanya berasal dari Sulawesi Selatan. Saat ini, sebutnya, Sulsel termasuk zona merah Covid-19.

Simak juga video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.