Sukses

Cegah Kepanikan, Masyarakat Diminta Pahami Tentang Corona COVID-19

Masyarakat diminta untuk memahami tentang virus corona COVID-19 yang saat ini telah dinyatakan sebagai pandemi global oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Pemahaman masyarakat tentang virus ini diyakini tidak akan memunculkan kepanikan.

Liputan6.com, Medan Masyarakat diminta untuk memahami tentang virus corona COVID-19 yang saat ini telah dinyatakan sebagai pandemi global oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Pemahaman masyarakat tentang virus ini diyakini tidak akan memunculkan kepanikan.

Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dr Aris Yudhariansyah mengatakan, masyarakat juga diminta proaktif menggunakan fasilitas layanan kesehatan untuk berkonsultasi bila ditemukan gejala yang mirip dengan influenza, sehingga dapat segera terdeteksi jika terpapar virus corona COVID-19.

"Masyarakat diharapkan memahami betul tentang penyakit ini, sehingga tidak perlu ada kepanikan. Bila tidak enak badan dengan gejala-gejala mirip influenza, segera mengakses fasilitas layanan kesehatan untuk berkonsultasi," kata Aris dalam konferensi pers live streaming melalui kanal YouTube, Kamis (26/3/2020).

Menurut Aris, dengan berkonsultasi akan mendapatkan informasi yang benar. Kemudian diharapkan bisa mengambil langkah yang benar dan tepat pula tanpa ada kepanikan. Apabila sudah mampu melakukan ini, maka upaya selanjutnya adalah karantina diri.

"Ini penting ketika kita mengalami gejala seperti influenza. Maka yang perlu dilakukan pertama kali adalah yakinkan kita tidak akan menyebarkan penyakit ini ke orang lain. Gunakan masker dan tinggal di rumah," ucapnya.

Aris juga mengimbau pada masyarakat untuk tetap melakukan social distancing atau menjaga jarak dengan anggota keluarga yang lain. Hal ini menjadi penting, karena apabila virus corona COVID-19 menyerang kelompok usia muda yang kondisi fisiknya bagus, status imunnya baik, mungkin akan memberikan gejala yang ringan bahkan tidak memberikan gejala apapun.

"Apabila kemudian tidak melakukan isolasi diri dengan baik, bisa saja saudara kita, orang tua kita yang daya tahan tubuhnya lemah, yang sejak awal sudah menderita penyakit-penyakit kronis, maka kelompok-kelompok ini yang akan menjadi kelompok sangat rentan," katanya.

 

Saksikan juga video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Update Kasus di Sumut

Orang Dalam Pemantauan (ODP) terkait virus corona COVID-19 di Sumatera Utara (Sumut) terus mengalami peningkatan drastis. Jika sebelumnya 1.976, kali ini bertambah sebanyak 1.104 menjadi 3.080.

Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Sumut, dr Aris Yudhariansyah mengatakan, untuk jumlah ODP di Sumut mengalami peningkatan 35,8 persen.

"Saat ini ODP terbesar Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan," kata Aris.

Untuk pasien positif corona COVID-19 di Sumut jumlahnya masih sama, yaitu 9 orang. Dari jumlah ini, satu meninggal dunia pada 17 Maret 2020, dan 8 masih dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Jalan Bunga Lau, Kota Medan.

Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Sumut juga mengalami peningkatan. Jika sebelumnya berjumlah 55 orang, kali ini bertambah sebanyak 16. Total PDP di Sumut saat ini sebanyak 71 orang.

"PDP naik 22,5 persen," ujarnya.

Terkait semakin banyaknya ODP di Sumut, diimbau kepada masyarakat untuk tetap disiplin dalam melakukan physical distancing atau pembatasan sentuhan fisik. Pihaknya juga berencana membuka identitas para ODP demi meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tetap di rumah.

"Kami sedang konsultasi dengan pihak hukum, untuk membuka identitas ODP. Tujuannya supaya ODP mengarantina diri secara sukarela," sebutnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.