Sukses

Antisipasi Penyebaran Covid-19, Rumah Dinas Wali Kota Semarang Dibuat Kamar Isolasi PDP

Pembangunan kamar isolasi dipastikan sesuai standar dan dilengkapi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), bilik disinfektan jenis spray dan uap, juga wastafel.

Liputan6.com, Jakarta Rumah dinas Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat ini tengah dikebut pembangunannya. Namun kali ini Hendi meminta meminta agar rumah dinasnya itu difungsikan sementara untuk tempat isolasi pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19. 

Hingga rabu (25/3) proses pembangunan sudah lebih dari 50 persen dan diperkirakan sampai hari ini mencapai Rp70 oersen. Terkait pengalihfungsian rumah dinas menjadi kamar isolasi, Hendi berharap agar proses pembangunan selesai dan dapat digunakan pada 30 Maret 2020. Hendi juga memantau perkembangan gedung Diklat Pemerintah Kota Semarang. 

 

"Mereka mengatakan Sabtu fisik (pembangunan) siap, tinggal nanti dimasukan semua peralatan. Saya cek terus kedua  tempat itu sampai Minggu, baik diklat maupun rumah dinas. Sehingga Senin tanggal 30 nanti bisa siap kalau akan digunakan untuk keperluan penanganan Covid-19," tegas Hendi.

Di sisi lain, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, Suryaty meyakinkan jika pembangunan fisik kamar isolasi di Rumah Dinas Wali Kota Semarang sesuai standar yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang.

"Pembangunannya sesuai standar dan dilengkapi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), bilik disinfektan jenis spray dan uap, juga wastafel. Jadi pekerjaan fisik yang dilakukan Dinas PU di bawah supervisinya dari Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk standarnya," tekannya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam juga meyakinkan jika sejumlah standar sterilisasi terjaga betul dalam pengoperasian kamar-kamar isolasi.

"Orang yang keluar masuk area kamar isolasi kami batasi, ada penyaring udara seperti Hepafilter juga. Tapi ini digunakannya ketika kamar isolasi rumah sakit yang ada di Kota Semarang sudah tidak dapat menampung PDP lagi, yang tentu saja harapannya tidak sampai seperti itu."

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini