Sukses

Sayur Tolak Bala Jogja Bisa Usir Corona Covid-19?

Sebagian warga Yogyakarta masih percaya dengan titah raja yang meminta rakyatnya untuk masak sayur kluwih untuk menolak bala dari masa penyebaran wabah penyakit.

Liputan6.com, Yogyakarta Virus Corona Covid-19 telah menyebar ke seluruh dunia dan di Indonesia sudah puluhan orang meninggal. Setelah empon-empon diserbu warga, kini sayur tolak bala juga diserbu warga Yogyakarta.

"Ini sayur tolak bala di musim pagebluk (wabah penyakit)," kata Mbah Sariyem, penjual sayur di Pasar Wates Kulonprogo Minggu (22/3/2020).

Sayur tolak bala ini berisi bahan sayur lodeh di antaranya kacang panjang, daun melinjo, kulit melinjo atau daun so, terong, kluwih, waluh atau labu, tempe dan labu siam. Sayur tolak bala sudah ramai dibeli sejak seminggu terakhir.

"Harganya lima ribu sudah semuanya. Itu ada tambahan buncis, jagung atau gambas," katanya.

Iin warga Giripeni, Wates, mengatakan tertarik membeli sayur tolak bala ini karena sudah dibungkus semua bahan sayur tolak bala, sehingga ia mudah mengolah sayur tersebut.

"Tadi kan ada yang jual per bahan kan malas kalau beli per-satuan, tadi ada yang jual komplet jadi langsung beli dua," katanya.

Ia tahu sayur tolak bala ada di media sosial yang beredar beberapa hari terakhir. Sayur tolak bala ini menurutnya datang dari Raja Jogja sebelumnya, Sultan HB IX, yang dahulu meminta warganya memasak sayur ini saat menghadapi wabah penyakit.  

"Tahu di beberapa berita. Orang zaman dahulu gitu caranya. Ya tidak ada salahnya mencoba. Sekalian masak sayur tolak bala ini," ujarnya.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Warga Percaya Tidak Percaya 

Rio, warga Wates, mengaku percaya dengan adanya sayur tolak bala seperti imbauan Sultan HB IX dulu. Ia mengaku percaya perintah Raja Kraton Yogyakarta itu dapat menghindarkan dari wabah.

"Iya percaya, dari dulu juga pernah orang tua masak sayur kluwih itu. Dulu pernah ada pagebluk, tapi enggak tahu wabah apa," katanya.

Ia percaya karena usai masak sayur tersebut wabah itu tidak mengenai keluarganya. Selain masak sayur tolak bala, menurut dia, masih banyak yang orang dahulu lakukan berbeda dengan orang saat ini.

"Dulu pernah hujan angin sampai pohon itu dah mau jatuh itu lalu nyebar garam di atas genteng ya terus kesirep, tidak hujan lagi," katanya.

Berbeda dengan Tutik warga Jetis, Bantul, yang mengaku tidak percaya sayur tolak bala dapat menghentikan wabah seperti Corona. Sebab, kondisi saat ini dengan zaman dahulu beda.

"Tidak, karena zaman sekarang itu ilmu pengetahuan sudah maju jadi tidak percaya sayur tolak bala dapat mencegah Corona," katanya.

Selain itu, menurut dia, tidak ada kaitan antara sayur tolak bala dengan mencegah virus Corona. Sebab, penyebarannya sangat masif dan belum bisa ditentukan apakah warga yang makan sayur tolak bala itu bisa tidak positif Corona.

"Misal, saya positif lalu saya salaman dengan orang lain yang sudah makan sayur itu apakah tidak tertular? Yakin?" katanya.

Tutik mengaku sudah membaca beberapa literasi di media soal sayur tolak bala ini. Menurut dia, sayur tersebut sudah tidak relevan lagi. 

"Ya saya sudah baca ini, banyak media online nyebut itu hoax juga. Jadi percaya yang ilmiah saja," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.