Sukses

Tempat Ibadah di Kaltim Tunda Kegiatan Keagamaan

Sejumlah tempat ibadah menunda atau meniadakan kegiatan keagamaan untuk sementara waktu karena Covid-19.

Liputan6.com, Samarinda - Setelah dinyatakan tiga warganya terjangkit Covid-19, Pemerintah Provinsi Kaltim meminta agar kegiatan yang bersifat keramaian dan mengumpulkan massa agar ditunda. Salah satu kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan keagamaan.

Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi meminta semua tokoh agama untuk meniadakan atau menunda acara yang mengumpulkan banyak orang. Kebijakan tersebut diterapkan untuk mengurangi penyebaran virus Corona Covid-19.

Hadi Mulyadi menyatakan, semua peribadatan tanpa terkecuali dari agama manapun, untuk sementara waktu tidak dilaksanakan di rumah ibadah. Termasuk, perencanaan Peringatan Isra Mi'raj di sejumlah masjid juga harus dibatalkan hingga akhir Maret.

"Kita tidak akan kekurangan pahala jika membatalkan Isra Mi'raj hingga pemerintah menyatakan aman. Ini demi kebaikan bersama," kata Hadi, Jumat (20/3/2020).

Untuk Salat Jumat, Hadi berharap masyarakat mengikuti himbauan Pengurus MUI Pusat yang meminta mengganti Salat Jumat dengan Salat Dzuhur. Meski demikian, Hadi menyerahkan keputusan soal Salat Jumat ke pengurus masjid masing-masing.

“Ini agak sensitif. Jadi kita serahkan ke masjid masing-masing saja,” imbuhnya.

Pemerintah Provinsi Kaltim sedang berupaya menggandeng semua pihak agar penyebaran Covid-19 bisa ditangani dengan baik. Sebab, kata Hadi, peran semua pihak, terutama tokoh agama, cukup ampuh menjalankan rencana yang telah disusun agar wabah itu tak parah di Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dapat Dukungan dari Tokoh Agama

Tokoh agama lain sudah lebih dulu menunda kegiataan keagaamaannya. Umat Budha misalnya, sudah meniadakan kegiataan keagamaan sejak sepekan lalu.

Pandita Budhist Center Samarinda, Hendri Suwito, mendukung upaya Pemprov untuk sementara waktu meniadakan kegiatan keagamaan. Pihaknya pun sudah mengumumkan jauh hari jika kegiatan keagamaan di Budhist Center sudah ditiadakan.

"Untuk jamaat, kegiatan berkumpul dan sesuai arahan pusat, seluruh kegiatan di Budhist Center dibatalkan hingga akhir April," kata Hendri.

Pandita Hendri juga menghimbau untuk bisa memperhatikan kebersihan diri sendiri. Dia berharap fenomena pandemi virus Corona ini bisa segera berlalu. Bagi jemaat yang mengidap batuk atau flu diminta untuk tidak ke Budhist Center.

"Itu semua kita lakukan tentu untuk mendukung penyebaran pandemi Covid-19. Jika sudah landai, cepat berlalu, masyarakat pun akan bisa beraktivitas," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Jemaat GPIB Immanuel Samarinda Yan Takacili mengatakan, minggu ini, ibadah pelayanan kategorial atau Pelkat di setiap rumah sudah ditiadakan. Namun, ibadah umum masih tetap dilaksanakan.

“Baru akan kami rapatkan karena, informasinya kami terima baru saja. Hanya saja kalau Pelkat memang sudah tidak dilakukan ibadahnya. Mulai dari Persatuan Kaum Bapak, Persatuan Wanita, Gerakan Pemuda dan ibadah umum,” kata Yan Takacili.

Namun berbeda dengan Keuskupan Agung Samarinda yang sudah tidak melakukan ibadah sejak akhir pekan lalu. Mereka juga masih menunggu perkembangan dari Pemprov mengenai Covid-19.

"Keuskupan sudah mengambil sikap untuk mencegah kemungkinan penyebaran virus Corona sebelum pengumuman KLB diberitahukan Pemprov Kaltim," katanya Pastor Moses Komela, Wakil Uskup Agung Keuskupan Agung Samarinda yang ditemui di Gereja Katedral Santa Maria.

Ia melanjutkan, keuskupan mengambil langkah selama 2 Minggu kedepan yakni Misa ditiadakan pada Hari Minggu. Usaha itu sekali lagi sebagai bentuk tanggungjawab gereja Katolik untuk ikut mendukung langkah Pemprov Kaltim.

"Secara praktis akhirnya semua kegiatan yang ada keramaian akan dihentikan. Itu ada beberapa pertimbangan dibeberapa daerah lain juga mengikuti itu. Namun semuanya dipertimbangkan oleh pastur paroki masing-masing," pungkasnya.

Simak juga video berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.