Sukses

Tradisi Baritan, Cara Orang Tegalgubug Cirebon Menangkal Wabah

Jika kebanyakan orang memberlakukan social distancing saat wabah corona Covid-19 meluas, warga Tegalgubug Cirebon justru berkumpul dalam tradisi Baritan.

Liputan6.com, Cirebon - Ribuan masyarakat Desa Tegalgubug Lor Kabupaten Cirebon memadati jalanan, Selasa malam (17/3/2010). Mereka menggelar tradisi Baritan, sebagai ungkapan doa dan tolak bala terhadap wabah virus corona Covid-19 di Indonesia, termasuk Cirebon.

Dari anak-anak hingga dewasa, mereka saling bahu membahu memberi dukungan dan berdoa agar wabah corona Covid-10 tidak semakin menyebar.

Baritan telah lama menjadi tradisi masyarakat Tegalgubug Lor tiap kali ada persoalan besar melanda, seperti wabah penyakit misalnya.

"Ini bukan ajang hura-hura atau kumpul tidak ada tujuan tapi arak-arakan, kami ini bagian dari tradisi. Mereka yang keliling membawa obor sambil membaca Solawat Tho'un," kata tokoh masyarakat setempat Rifqiel Asyiq, Rabu (18/3/2020).

Dia menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari cara masyarakat Tegalgubug merespon datangnya wabah corona covid-19 di Indonesia khususnya Cirebon, sambil menyebutkan, kegiatan tersebut sudah mendapat izin dari perangkat desa setempat.

Tradisi Baritan, katanya, sudah ada sejak zaman nenek moyang warga Tegalgubug. Sebelum ada virus corona Covid-19, Desa Tegalgubug Kabupaten Cirebon pernah dilanda wabah yang mengakibatkan warga sakit hingga meninggal.

"Sekitar tahun 1990an, nah wabahnya apa saya agak lupa tapi saya mengalami masa itu kemudian masyarakat menggelar tradisi ini dibarengi membaca Solawat Tho'un dan Alhamdulillah wabah hilang," ujarnya.

Kendati demikian, Rifqiel tetap mengimbau agar upaya mencegah sebaran Covid-19 dibarengi dengan menjaga kebersihan. Dia menyebutkan, menjalankan tradisi dan berdoa hanya memperkuat kondisi psikologis agar masyarakat tidak panik dan takut.

Dari sisi agama, membaca solawat sangat baik agar terhindar dari penyakit dan segala wabah yang ada di dunia. Dia mengimbau agar masyarakat Cirebon tetap mengikuti anjuran pemerintah tentang pola hidup sehat.

"Seperti cuci tangah makan dan tidur teratur tetap kami ikuti dan kami bukan bermaksud memberi kesan melawan apa yang sudah pemerintah tetapkan mengenai siaga corona. Tradisi ini juga baik maksud dan tujuannya. Tradisi ini bukan hanya di Desa Tegal Gubug mas di desa tetangga juga menjalankan hanya saja kebetulan desa kami populasi masyarakatnya banyak sehingga menjadi sorotan di media sosial," ujar dia.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tradisi Turun-temurun

Kepala Desa Tegalgubug Lor Kabupaten Cirebon Dodo widodo mengatakan, Baritan menjadi bagian dari tradisi desa apabila terjadi wabah atau penyakit mengerikan.

Tradisi Baritan, kata dia, telah mendapat dukungan banyak pihak baik dari tokoh masyarakat setempat hingga ulama. Menurut dia, virus corona covid-19 merupakan wabah penyakit mengerikan yang harus dilawan bersama.

"Kita melawan corona selain dengan perbuatan juga dibarengi dengan doa agar seimbang," ujar dia.

Dodo mengimbau agar masyarakat tetap tenang, tidak panik merespon adanya tanggapan negatif terhadap kegiatan yang diwariskan secara turun temurun itu. Prosesi arak-arakan Baritan tersebut dipimpin langsung oleh Dodo Widodo.

Mereka berjalan kaki dari halaman balai Desa Tegalgubug lor menuju jalan raya. Disambung dengan jamaah lain yang sudah siap ikut bersama-sama.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.