Sukses

Imbas Covid-19, Jalur Pendakian Gunung Kerinci Ditutup

Jalur pendakian Gunung Kerinci ditutup bagi wisatawan untuk meminimalisasi dampak wabah corona Covid-19. Selain Gunung Kerinci, seluruh wisata alam dilingkup Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) juga ditutup.

Liputan6.com, Jambi - Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) menutup jalur pendakian Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci, Jambi. Langkah penutupan destinasi wisata alam selama dua pekan ini dilakukan untuk mencegah meluasnya wabah virus corona Covid-19.

"Benar ditutup terhitung dari 17-29 Maret 2020. Untuk sementara ini tidak ada aktivitas pengunjung, baik itu wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara," kata Pejabat Humas BB-TNKS, Nurhamidi kepada Liputan6.com, Selasa (17/3/2020).

Jalur pendakian Gunung Kerinci yang ditutup yakni, melalui pos pendakian R10 Kersik Tuo Kerinci maupun melalui jalur di Bangun Rejo, Solok Selatan. Selain untuk mencegah penyebaran virus corona, penutupan jalur pendakian ini juga menindaklanjuti surat edaran dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Selain Gunung Kerinci, seluruh wisata alam di lingkup kawasan TNKS juga ditutup bagi pengunjung, antara lain wisata Danau Kaco, Danau Gunung Tujuh, Bukit Tapan, Danau Bontak, Bukit Sulap dan Bumi Perkemahan MADAPI.

Penutupan kawasan wisata alam yang selama ini menjadi andalan destinasi di wilayah barat Provinsi Jambi tersebut kata Nurhamidi, telah dipertimbangkan sebelumnya dengan memperhatikan semakin meluasnya penyebaran virus corona covid-19.

"Semuanya (penutupan ini) dilakukan untuk meminimalisir dampak risiko dengan semakin meluasnya Covid-19 bagi pengunjung, petugas dan masyarakat," kata Nurhamidi.

Pascameluasnya wabah virus ini tidak dipungkiri juga berimbas pada tingkat kunjungan wisata alam dan penginapan, khususnya di Kayu Aro. Namun demikian, pihaknya belum dapat memastikan penghitungan secara pasti.

Sementara itu, salah seorang pegiat wisata di Kerinci, Ferdi mengaku, akibat wabah corona covid-19 yang terjadi beberapa bulan terakhir telah berimbas pada tingkat kunjungan wisata. Banyak wisatawan yang membatalkan pendakian Kerinci.

"Pembatalan ada 2 grup, dan juga yang lainnya banyak batal karena corona dan penutupan pendakian. Apalagi wisatawan mancanegara, mereka sangat takut untuk datang karena virus itu," kata Ferdi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keberuntungan Pendaki Pejalan Kaki Asal Jepara

Abu Syamsuddin, seorang pendaki asal Jepara yang berjalan ke Kerinci hanya untuk mendaki gunung tertinggi di Sumatra akhirnya terwujud. Ia berhasil menapaki atap Sumatra, Selasa pagi (17/3/2020).

Pendaki yang rela berjalan kaki dari pulau Jawa itu sempat viral. Abu Syamsuddin boleh dikatakan beruntung. Saat ia, telah menggapai puncak Kerinci, baru kemudian surat tentang penutupan jalur pendakian dikeluarkan pihak taman nasional.

Foto-foto saat ia berada di puncak Sumatra di ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut itu pun langsung beredar di media sosial. Abu Syamsudin sendiri mendaki mulai Minggu (15/3/2020) dan mencapai puncak dua hari kemudian.

Sosok pemuda yang memulai perjalanan sejak November 2019 dari kampungnya Jepara, Jawa Tengah, viral saat sampai di Merangin. Video tentang perjalannya lantas menjadi perbincangan di grup media sosial pendaki.

Terlihat dalam sebuah video viral itu, ia berjalan dengan menggotong ransel. Kemudian seorang ibu-ibu menghampiri dan memberikan tumpangan. Kebetulan sang ibu tersebut sedang menuju perjalanan ke Kerinci.

Pemuda ini setibanya di Kerinci langsung disambut kalangan pendaki di Kayu Aro. Ia juga sempat diwawancarai dan menjadi objek video vlog. Dalam sebuah wawancara yang tersebar di media sosial, ia rela ke Kerinci dengan berjalan kaki itu terinspirasi dari orang-orang zaman dulu.

"Semesta meridhoi mu bro," tulis akun Instagram @piknikkerinci dalam unggahan bersama pendaki asal Jepara tersebut di puncak Kerinci.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.