Sukses

Bangun Tenda Untuk Antisipasi Pasien Membludak

Untuk mengantisipasi pasien membludak, Rumah Sakit Umum Daerah Samarinda bangun tenda darurat.

Liputan6.com, Samarinda - Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Syahranie, Samarinda saat ini baru menyiapkan 18 tempat tidur untuk ruang isolasi untuk kasus virus Corona Covid-19. Dari 18 tempat tidur itu, sudah diisi tiga pasien.

Sebagai rumah sakit rujukan, rumah sakit ini berupaya mengantisipasi membludaknya pasien dengan membangun tenda darurat di zona merah. Zona merah adalah zona yang ditentukan berdasarkan ruas area penanganan Covid-19 di rumah sakit.

Untuk masuk ke zona merah, hanya boleh untuk petugas medis lengkap dengan alat pelindung diri. Zona lainnya adalah zona kuning dan zona hijau. Hanya zona hijau yang boleh dilintasi oleh masyarakat umum.

“Radiusnya dari zona merah ke kuning itu 50 meter dan ke zona hijau sekitar 150 meter,” kata Humas RSUD Abdul Wahab Syanranie Samarinda, dr Arysia Andhina, Senin (16/3/2020).

Soal tenda darurat, Arysia menyebut hal itu adalah instruksi presiden. Tenda dibangun tak jauh dari ruang isolasi.

“Untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan pasien yang harus diisolasi atau pasien dalam pengawasan,” tambahnya.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Syahranie Samarinda dr David Hariadi Masjhoer menyebutkan tenda dibangun oleh personel TNI. Dia menyebut ini perintah langsung Panglima TNI ke satuan di bawahnya.

“Ini perintah untuk disediakan tenda isolasi darurat di seluruh Indonesia untuk Covid-19. Dan salah satu yang dapat itu adalah rumah sakit kami,” kata David.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Belum Ada Positif Corona

Hasil tes laboratorium untuk tiga Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang diisolasi di ruang isolasi hasilnya masih negatif. Meski demikian ketiga pasien tetap diisolasi sampai masa inkubasi 14 hari selesai.

Kepala Bidang pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Samarinda dr Osa Rashfodia menjelaskan, ketiga pasien tersebut kini dalam kondisi membaik. Tes laboratorium tahap kedua sedang dilakukan dan menunggu hasilnya.

“Apabila kondisi terus membaik, pekan ini statusnya kita turunkan menjadi pemantauan dan tidak perlu diisolasi,” kata Osa.

Osa menegaskan, meski jumlah orang dalam pengawasan meningkat pesat, namun belum ada satupun yang positif. Diapun berharap masyarakat antusias melapor agar meningkatkan kewaspadaan.

Simak juga video berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.