Sukses

Sultan Galau Kuliah Online Hanya 2 Pekan Saat Virus Corona Menyebar

Waktu libur hanya dua minggu dinilai kurang efektif bagi mahasiswa untuk terhindar dari paparan virus Corona

Liputan6.com, Yogyakarta - Gubernur DIY Sultan HB X mengaku masih melihat imbas kebijakan kuliah online yang dilakukan kampus di Yogyakarta untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona.

Menurutnya, kampus yang menggelar kuliah secara online bagi mahasiswanya selama dua minggu perlu ditinjau kembali.

"Bagi kami ada sedikit masalah, apakah mahasiswa di seluruh kampus di DIY 300 ribu dan yang asli Jogja hanya 10-15 berarti 46 ribu sisanya pendatang," katanya di Gedhong Pracimasono, Minggu (15/3/2020).

Sultan menjelaskan, jumlah mahasiswa begitu banyak tersebar DIY. Sementara waktu libur hanya dua minggu dinilai kurang efektif bagi mahasiswa untuk terhindar dari paparan virus Corona.

"Nanti masuk akhir bulan masuk. Seminggu tanggal 14 kuliah lagi. Pertanyaan saya apakah dia tetap di Jogja atau pulang. Kalau pulang ke daerahnya tidak khawatir," katanya.

Menurutnya jika mahasiswa tetap libur dan kuliah online namun tetap di Jogja belum bisa dipastikan tidak bepergian. Kondisinya akan berbeda jika mahasiswa pulang ke daerahnya dan tidak pergi dari rumah demi terhindar dari virus Corona.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Libur Mahasiswa dan 'Dolan'

"Kalau tidak pulang tetap dirumah atau pergi? Saya mantaunya susah. Kalau pulang tidak ada masalah," katanya.

Ia mengaku memiliki saran agar mahasiswa itu memiliki keputusan pulang dan tidak terkena Corona. Waktu liburnya dibuat satu bulan penuh, sehingga mahasiswa bisa memilih pulang.

"Pas 1 bulan dia pasti pulang. 1 April kuliah seminggu kuliah lagi saya yakin dia tidak pulang. Ini yang kami dialogkan dengan kampus swasta dan negeri," katanya.

Kondisinya juga sama dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Menurut Sultan jika sekolah libur namun tetap bisa dipastikan di rumah maka hal itu dinilai tidak lebih baik jika berada di sekolah.

"Libur dia di rumah atau dolan (pergi dari rumah). Harapan saya di rumah, tapi kalau di rumah apa iya tidak dolan? Berarti kan resikonya tetap besar kena corona. Mending ke sekolah," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.