Sukses

Salah Kaprah Penggunaan Bikin Kelangkaan Masker di Daerah

Masker mendadak menjadi benda yang sulit ditemukan di sejumlah apotek di Pekanbaru, penyebabnya adalah wabah Virus COVID-19 atau virus corona.

Liputan6.com, Pekanbaru - Masker mendadak menjadi benda yang sulit ditemukan di sejumlah apotek di Pekanbaru. Penyebabnya adalah wabah Virus COVID-19 atau virus corona, di mana sudah ada dua warga Indonesia dinyatakan positif terpapar.

Seperti yang dikatakan Hadi, salah seorang warga di Pekanbaru. Dia menyebut sudah dua hari berkeliling Pekanbaru mencari masker untuk keluarganya sebagai antisipasi kalau nanti ada warga di Kota Bertuah terpapar virus corona.

Warga Kecamatan Tenayan Raya ini menyebut sudah mendatangi apotek di kawasan Harapan Raya, Rumbai, Ahmad Yani hingga Jalan Tuanku Tambusai.

"Ada dapat, tapi harganya sudah mahal. Harganya sudah Rp300 ribu per kotak, biasanya tak segitu," kata Hadi, Selasa siang, 3 Maret 2020.

Hadi mengakui memang butuh banyak karena keluarganya di Jakarta dan daerah Pulau Jawa lainnya meminta tolong dicarikan masker. Pasal di daerah tersebut masker sudah sulit ditemukan.

"Di sana, kata keluarga, sudah sulit dicari, kalaupun ada lebih mahal lagi dari pada di Pekanbaru," ucap Hadi.

Sulitnya mencari masker, juga dikeluhkan oleh warga Pekanbaru lainnya, Supan. Dia menyebut sudah mencari masker sejak Senin malam hingga Selasa siang ini, tapi belum ada menemukannya.

"Cari di apotek sepanjang Jalan Ahmad Yani kosong. Dari malam tadi sampai hari ini. Rencana mau beli per kotak, buat keluarga di rumah," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliarti Nazir tak menampik kelangkaan masker ini. Dia menyatakan kelangkaan masker terjadi karena perilaku masyarakat yang ketakutan terpapar Virus Corona.

"Karena panic buying, padahal kewajiban memakai masker itu bagi orang sakit," katanya.

Mimi belum punya solusi terkait kelangkaan. Dia hanya mengimbau pengelola apotek tidak memanfaatkan keadaan ini menjual masker lebih tinggi dari harga sebelumnya.

"Berlaku hukum ekonomi di sini, ketika barang langka maka harga tinggi ketika permintaan banyak. Namun perlu diingat juga harus menjual sesuai harga eceran tertinggi," katanya.

Beberapa waktu lalu, Mimi menyebut memang memesan masker lebih banyak. Hanya saja hal ini terkait perubahan cuaca di Riau karena adanya kebakaran hutan dan lahan, bukan virus corona.

"Namun hingga kini permintaan penambahan masker ini ke kementerian kesehatan belum terpenuhi," ucapnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.