Sukses

Almanak Jawa dan Sambaran Petir Terhadap 2 Petani

Orang lokal menyebut dengan istilah 'bledeg ngampar', atau petir yang rendah

Liputan6.com, Kebumen - Dalam pranata mangsa Jawa, Februari dan Maret adalah mangsa Kawolu dan Kasanga. Kawolu (kedelapan) dan Kasanga (kesembilan) ditandai dengan curah hujan yang tinggi dan sambaran petir yang intensif.

Orang lokal menyebut dengan istilah 'bledeg ngampar', atau petir yang rendah. Pada musim ini, warga sangat mewaspadai kemungkinan sambaran petir ke pepohonan, bangunan atau bahkan manusia dan hewan.

Secara turun temurun, sebenarnya petani di pedesaan pun telah memperoleh pengetahuan ini dengan teknik tutur dan istilah-istilah yang membuat generasi selanjutnya mudah mengingat dan senantiasa waspada terhadap perubahan musim.

Namun, bagaimana pun, nasib memang sudah tergaris. Tetap saja ada warga yang menjadi korban sambaran petir.

Senin, 2 Maret 2020, dua warga Kebumen dilaporkan meninggal dunia setelah tersambar petir. Keduanya adalah Saimin (55) warga Desa Karangduwur Kecamatan Petanahan dan Setianingsih (35) warga Desa Bocor Kecamatan Buluspesantren.

Keduanya tersambar petir di lokasi berbeda. Korban Saimin tersambar petir sekitar pukul 13.30 WIB saat mencari rumput untuk pakan ternak.

Kepala Subbag Humas Polres Kebumen, Iptu Tugiman mengatakan saat Saimin mencari rumput, turun gerimis. Korban lantas memutuskan pulang ke rumah. Namun dalam perjalanan tiba-tiba petir menyambar tubuh korban saat membawa tumpukan rumput.

Simak Video Pilihan Berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sambar Petani

"Kita sudah datang ke TKP dan melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian. Kuat dugaan benar karena tersambar petir," kata Iptu Tugiman, dalam keterangan tertulisanya, Senin malam.

Di tempat dan pada waktu berdekatan, rupanya petir juga memakan korban. Setianingsih, seorang petani yang sedang menanam padi di sawah milik tetangganya, Sukadi juga tersambar petir sekitar pukul 14.30 WIB, atau selang satu jam dari peristiwa pertama.

Seorang saksi, Siti Ngaliah menyatakan Setianingsih yang saat itu sedang menanam padi tiba-tiba mendadak tersambar kilatan petir. Kejadian berlangsung cepat dan nyaris tak tertangkap mata.

Korban langsung tersungkur. Korban terluka serius di bagian punggung dan bagian dada.

Beruntung, Siti yang hanya berjarak kurang lebih lima meter dari korban selamat dari peristiwa itu. Ajaib, saksi tak mengalami luka fisik apapun.

"Setelah kejadian, informasi para saksi, korban sempat hidup saat akan dibawa ke RSUD Kebumen untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun dalam perjalanan karena parahnya luka, korban meninggal," Tugiman menjelaskan.

Polres Kebumen mengimbau agar warga untuk waspada saat berada di tanah terbuka atau lapang. Lebih baik berlindung dan menghentikan segala aktivitas saat hujan.

"Jika hujan, untuk alasan keamanan, aktivitas lebih baik dihentikan sementara sampai cuaca membaik," dia mengimbau.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.