Sukses

Gerobak Sedekah Membantu Tanpa Melihat Agama dan Suku

Banyak cara untuk memberikan kebaikan kepada lingkungan sekitar, salah satunya dengan beramal lewat gerobak sedekah. Gerobak sedekah di Wates ini diinisiasi anak muda Kulon Progo.

Liputan6.com, Yogyakarta Suatu pagi di salah satu sudut depan Pasar Wates beberapa orang berkerumun mengambil bungkusan. Mereka mengambil makanan yang dimasukkan ke dalam sebuah tempat berbentuk gerobak bertuliskan gerobak sedekah.  

"Isinya nasi bungkus, kadang juga minuman, roti," kata Fajar Eka Setiawan inisiator Gerobak Sedekah kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.Gerobak sedekah ini awalnya merupakan gerakan amal dan sosial di Kulon Progo. Gerakan yang berusaha memberikan sesuatu kepada orang lain tanpa pamrih.

"Yang menginisiasi awalnya memang orang Kulon Progo, tapi untuk saat ini anggotanya yang dari luar Kulon Progo juga banyak," katanya.

Fajar menjelaskan gerobak sedekah ini bagian dari gerakan memberi tanpa membawa nama suku, agama dan ras. Menurutnya, gerakan memberi ini murni kepada yang membutuhkan.

"Tidak ada kaitan dengan gerakan lain. Murni gerakan sosial untuk membantu masyarakat yang kekurangan. Bahkan anggota kami pun lintas agama," katanya.

Keterlibatan semua orang untuk mau sedekah atau memberi menjadi tujuan gerakan ini. Menurutnya, semua orang bebas memberikan melalui gerobak sedekah ini.

"Gerobal sedekah ini karena kita murni untuk menolong sesama, jadi tidak memandang latar belakang penerima, maupun pemberi," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gerobak Sedekah

Gerobak sedekah menurut Fajar bagian kecil dari berbagi dengan sesama. Tidak beraliansi dengan gerakan lainnya, dibawah bendera kemanusiaan dan kebaikan.

"Kalau posisi sebenernya belum ada kepengurusan resmi, tapi saya yang menginisiasi gerobak sedekah dengan nama komunitas Sedekah Berjamaah," katanya.

Fajar mengatakan gerobak sedekah ini dimulai sejak bulan Mei 2019 lalu. Bertepatan dengan bulan puasa saat itu. 

"Mulai dari bulan Mei 2019,  awalnya kami tujukan untuk berbagi takjil gratis, karena itu bertepatan bulan Ramadhan," kata lulusan AKPRIND Jogja ini.

Fajar menjelaskan saat ini pembagian nasi bungkus termasuk rutin dilaksanakan setiap pekannya. Hal ini karena tingginya para donatur yang ingin menyumbang atau bersedekah. 

"Insya Allah rutin tiap pekannya sekali yang dari para donatur. Harinya tidak mesti sama. Tapi Alhamdulillah sekarang banyak juga partisipasi dari masyarakat sekitar yang ikut ngisi makanan langsung ke gerobak," katanya. 

Fajar mengatakan saat ini ada 40an orang anggota (donatur) yang aktif. Nantinya akan nambah satu gerobak baru yang akan dipasang di depan RSUD Wates.

"Alhamdulillah masyarakat sekitar sangat senang. Bahkan terkadang masyarakat sudah menunggu nunggu nasi bungkusnya datang," katanya.

 

3 dari 4 halaman

Tidak hanya Gerobak Sedekah

Banyak komunitas yang bertujuan memberikan sedekahnya. Namun di Kulon Progo komunitas sedekah berjamaah ini anggotanya dari berbagai daerah.

"Iya, alhamdulillah kemarin ada saudara kita yang non muslim yang juga ikut gabung anggota," katanya

Menurutnya, banyak kegiatan yang akan dijalani komunitas ini. Seperti pembagian parcel lebaran, kunjungan dan bakti sosial ke panti asuhan, bantu korban bencana alam, dan terakhir membantu distribusi air kepada masyarakat yang terdampak kekeringan.

"Kalau yang menggerakan saya untuk menginisiasi gerakan ini karena lihat di sosial media dan di daerah lain sudah ada gerakan yang sejenis gerobak sedekah itu, dan di Kulon Progo sendiri belum ada yang seperti itu. Makanya saya tergerak untuk mengajak teman-teman untuk membuat gerobak sedekah," katanya. 

Fajar mengatakan  awalnya gerakan ini ia diskusikan dengan teman-teman bagaimana caranya agar memancing gairah masyarakat untuk bersedekah. Hasilnya dipilihlah gerobak sedekah itu sebagai program pertama kami.

"Dengan slogan siapa pun boleh mengambil, siapa pun boleh mengisi," katanya.

Gerobak sedekah awalnya ditaruh di sekitar masjid. Namun, beberapa masjid melakukan juga, sehingga memilih pasar sebagai tempat gerobak sedekahnya. 

"Kami pilih di deket pasar karena kami rasa disana banyak orang yang benar-benar membutuhkan. Seperti tukang becak, tukang ojek, pedagang kecil, dll," katanya. 

Ia mengaku baik dirinya maupun teman-teman donatur cenderung lebih tenang usai memberikan sedekahnya. Sebab, membantu orang lain maka juga membantu diri sendiri.

 "Nah benar, dan itu juga yang membuat saya dan teman-teman  lebih semangat lagi untuk berbagi dengan apa yang kita punya. Ya kalau dari saya sendiri dan testimoni dari temen juga, hati rasanya tenang, lega, dan jadi lebih banyak bersyukur," katanya.

Ia terkadang mengaku sedih, sebab belum bisa memberikan sesuatu yang lebih kepada yang membutuhkan. Namun, ia mengaku terenyuh ketika mendengar testimoni dari  salah satu orang yang benar-benar membutuhkan.    

"Pernah juga dapat ucapan begini, alhamdulillah, cen seko esuk simbah durung mangan le. Itu dari tukang parkir pasar Wates," katanya.

Ia mengaku sangat terbuka dengan semua orang yang ingin bersedekah dan membantu orang. Hal ini demi meluaskan amal kebaikan.

"Kalau mau bergabung langsung ke nomor saya sendiri 082246204912. Ada di instagram juga dengan akun @sedekah berjamaah," katanya. 

 

4 dari 4 halaman

Respon Warga

Gerobak sedekah menurut Parman sangat membantu kondisinya sebagai tukan becak di sekitar pasar Wates. Nasi bungkus yang ditaruh di gerobak sedekah hampir tiap hari itu membuat pengeluarannya berkurang.

"Ya bagus karena kita butuh juga. Terus kan pengeluaran buat beli makan juga ga jadi keluar," katanya.

Parman mengaku tidak tiap hari mendapatkan makanan yang dibagikan di gerobak sedekah. Namun, ketika ada masyarakat membagikan makanan di gerobak sedekah itu menjadi harapan tersendiri.

"Senang kalo ada yang bagi bagi. Kita terbantu sekali," katanya.

Menurutnya perlu ada orang yang mengatur pembagiannya. Karena warga yang membutuhkan seringkali mengambil lebih dari jatah.

"Ketika ditaruh cepet habis. Karena banyak yang ambil lebih dari satu. Mungkin kalo dua ga masalah ya tapi kalo lebih kasihan yang lainnya," katanya.

Senada dengan Parman, Wawan tukang parkir Pasar Wates mengeluhkan hal yang sama. Ketika, mencoba mengambil makanan yang dibagikan seringkali tidak kebagian. 

"Bagus banget, tapi yang dibagiin kadang ya ambilnya banyak. Jadi yang lain ga kebagian, ga rata gitu pembagiannya," katanya.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.