Sukses

Bantuan Tidak Merata, Pengungsi Banjir Karawang Kesulitan Dapat Makanan

Pengungsi banjir Karawang mengaku hanya mendapatkan bantuan berupa nasi bungkus dan dua mi instan untuk tiga kepala keluarga.

Liputan6.com, Karawang - Pengungsi korban banjir yang mengungsi di Tanggul Gempol Anjun, Kelurahan Tanjingpura, Kecamatan Karawang Barat, Karawang, kecewa lantaran bantuan logistik tidak merata. Pengungsi mengaku hanya mendapatkan bantuan berupa nasi bungkus dan dua mi instan untuk tiga kepala keluarga.

"Bantuan makanan ada tapi dari relawan bukan dari pemerintah, walaupun dapat satu bungkus nasi dan dua bungkus mi instan," kata Cici (40), seorang pengungsi, Jumat (28/2/2020).

Cici mengaku sudah tiga hari mengungsi di Tanggul belakang kelurahan bersama warga lainnya, karena rumahnya masih terendam banjir dampak luapan sungai Citarum. Dia bersama saudaranya yang berjumlah tiga kepala keluarga mengaku hanya mendapat bantuan makanan dua bungkus mi instan dalam sehari.

"Belum bisa pulang ke rumah sejak tiga hari lalu, air banjir tidak bisa keluar," katanya.

Warga lain, Yanto (50) menuturkan, sejak banjir terjadi Senin lalu, warga langsung mengungsi di Tanggul dengan membuat tenda dari plastik bekas dan alas tidur sedanya yang masih bisa dibawa saat mengungsi.

"Kita buat sendiri tenda pengungsian, tidur di lantai beton dengan alas seadanya," tuturnya.

Saat ini warga butuh makanan, pakaian, dan obat-obatan, termasuk makanan bayi, karena banyak anak-anak dan balita di pengungsian. Sementara bantuan makanan tidak merata. Warga juga meminta, air yang masih mengenangi pemukiman warga disedot pakai mesin pompa agar banjir cepat surut.

"Warga minta genangan air segera disedot pakai mesin pompa karena kalau nunggu bisa sampai dua minggu," ungkap Yanto.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Data Pemkab

Pemerintah Kabupaten Karawang akan melakukan pendataan akibat kerusakan yang ditimbulkan usai banjir akibat luapan Sungai Cibeet dan Citarum. Petugas dari BPBD Kabupaten sudah turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan ke beberapa lokasi yang terdampak banjir.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Karawang, Acep Jamhuri menyatakan setelah penanganan tanggap darurat, pemerintah daerah akan segera melakukan pendataan akibat kerusakan yang ditimbulkan setelah banjir yang melanda wilayah Karawang.

"Sekarang kita masih memberlakukan tanggap darurat membantu masyarakat yang terdampak banjir," kata Acep Jamhuri, Jum'at (28/2) di Posko Tanggap Daturat Bencana.

Acep, menambahkan, setelah penanganan korban banjir selanjutnya akan dilakukan pendataan dampak kerusakan yang ditimbulkan banjir, petugas BPBD nanti akan mendata dilapangan melakukan pengecekan ke beberpa lokasi.

"Nanti petugas akan melakukan pengecekan dilapangan dan mendata kerusakan yang ditimbulkan," tambahnya.

Setelah dilakukan pengecekan dan pendataan baru jumlah kerugian akan dihitung, dari mulai kerusakan infrastruktur jalan, sekolah, jembatan, pasilitas umum lainnya dan pertanian seperti sawah yang terendam banjir. dengan melakukan koordinasi dengan pihak terkait.

"Jumlah kerugian belum bisa dipastikan masih menunggu pendataan kerusakan yang ditimbulkan," tuturnya.

Dari data Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, setelah seminggu dilanda banjir, sejumlah kecamatan sudah surut, yang sebelumnya ada 29 kecamatan terdampak, hari ini hanya tinggal 11 desa, dengan jumlah pengungsi 12 740 jiwa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.