Sukses

Abrasi Ancam Warga di Pulau Balak-balakang Mamuju

Hampir semua pulau terdampak abrasi, tetapi, hanya beberapa pulau saja yang akan diutamakan yaitu pulau padat penduduk.

Liputan6.com, Mamuju - Abrasi pantai mengancam penduduk Kepulauan Balak-balakang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar). Abrasi ini menjadi momok karena mulai mendekati permukiman warga, bahkan pada beberapa tahun terakhir sudah ada warga yang direlokasi.

"Abrasi pantai yang terjadi sudah mengancam keselamatan warga kami, bahkan ini sudah terjadi sejak belasan tahun terakhir, apa lagi saat ini sudah masuk musim ombak yang tinggi," kata Gunawan salah seorang warga Pulau Balak-balakang.

Gunawan berharap, pihak pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju dapat sesegera mungkin mengatasi persoalan abrasi di Kepulauan Balak-balakang. Ia menginginkan segera dibangun tanggul pemecah ombak, sebelum abrasi semakin meluas.

"Sesegera mungkin mengabulkan permintaan kami untuk pengadaan tanggul pemecah ombak yang sudah sekian lama kami usulkan, demi keselamatan kami di sini. Bahkan, abrasi ini bisa menenggelamkan sebagian pulau yang ada jika tidak cepat dilakukan penanganan," harap Gunawan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamuju Muhammad Ali Rachman mengatakan, pihaknya telah melakukan pemantauan di pulau Balak-balakang. Mereka juga mengupayakan membuat dokumen yang akan direkomendasikan kepada Bupati Mamuju.

"Dari beberapa sampel pulau yang kita ambil memang miris, karena setiap kali pergantian musim tidak ada cela tidak terdampak abrasi," ungkap Rachman kepada Liputan6.com, Rabu (19/02/2020).

Rachman menambahkan, dengan melihat kondisi di Balak-balakang, pihaknya harus melakukan koordinasi dengan pihak pusat untuk penganggaran. Karena, hampir semua pulau terdampak abrasi, tetapi, hanya beberapa pulau saja yang akan diutamakan yaitu pulau padat penduduk.

"Ada pulau yang akan diutamakan, karena tidak sekaligus dikerjakan. Seperti Pulau Salissingan, Ambo, Popoongan, Salissingan, Sabakkatang, seperti itu. Rencana penganggaran di lakukan pada saat perubahan, namun apabila tidak dapat dilakukan, kemungkinan paling tidak tahun depan dapat direalisasikan rencana tersebut," jelas Rahman.

Sementara itu, Bupati Mamuju Habsi Wahid mengatakan penanganan abrasi di Kepulauan Balak-balakang masuk dalam program prioritas pada tahun 2020 ini. Namun, penanganan itu akan dilakukan jika Pemerintah Pusat mengabulkan usulan anggaran yang diajukan. Pasalnya, pihaknya tidak akan mampu menangani jika menggunakan anggaran keuangan daerah harus melalui APBN.

"Untuk mengamankan secara keseluruhan sesungguhnya di Pulau Balak-balakang harus menggunakan anggaran yang besar. Kemarin sudah kita usulkan ke Kementerian PU sekitar Rp 20 miliar, itu pun hanya untuk beberapa pulau yang berdampak pada abrasi yang parah, seperti Pulau Ambo, Salissingan dan Poppongan yang padat penduduk," kata Habsi.

Hingga saat ini, baik masyarakat maupun Pemkab Kabupaten Mamuju sangat berharap usulan tersebut dapat terealisasi, agar abrasi di pulau Balak-balakang tidak semakin meluas dan mengancam pemukiman warga.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.