Sukses

Yuk Jangan Bikin Takut Anak, Ini Maksud dan Tujuan Kegiatan Susur Sungai

Kegiatan susur sungai tidak melulu membahayakan seperti kejadian SMPN 1 Turi yang siswanya hanyut dibawa banjir di sungai sempor. Susur sungai memiliki nilai yang baik bagi penelitian dan alam.

Liputan6.com, Yogyakarta - Semua jenazah siswa SMPN 1 Turi Sleman yang hanyut saat kegiatan pengenalan alam susur sungai Sempor Donokerto, Turi, Sleman telah ditemukan. Simpati datang dari Komunitas Sungai Winongo (FKWA) yang menyampaikan duka mendalam. 

"Bukan dalam rangka menyalahkan kegiatan susur sungai karena pihak yang berwajib yang akan menentukan siapa yang bersalah dalam musibah ini," kata Ketua FKWA DIY, Endang Rohjiani dalam keterangan tertulisnya Minggu (23/2/2020).

Menurutnya kegiatan susur sungai yang berakibat bencana ini pasti akan membuat beberapa pihak seperti orang tua siswa dan guru sekolah merasa was-was dan takut jika anak-anaknya mengikuti kegiatan susur sungai.

Belum lagi instruksi Bupati Sleman Sri Purnomo yang menghentikan sementara kegiatan luar sekolah di semua jenjang pendidikan. 

"Kami komunitas sungai  FKWA berpendapat jangan sampai kedua faktor ini menghambat dan menghentikan anak-anak untuk belajar mengenal dan memelihara alamnya. Selain itu perlu dipikirkan pada masa yang akan datang apakah instruksi ini berdampak buruk pada pengembangan  beberapa desa wisata di kawasan lereng Merapi," katanya.

Ada anggapan jika kegiatan susur sungai hanya untuk orang-orang yang berpengalaman juga tidak pas. Ia membagikan pengalaman soal kegiatan luar sekolah yang memanfaatkan sungai dan sekitarnya sebagai wahana pendidikan. 

"Dengan harapan pendapat ini dapat mengajak kita untuk bijak dan waspada dalam mengikuti pembelajaran luar sekolah di kawasan sungai dan sekitarnya," katanya.  

Endang membeberkan poin penting yang diajarkan dalam pembelajaran di sungai. Pertama, anak-anak diajak mempelajari ekosistem sungai baik air dan biota yang hidup didalamnya.

"Anak-anak diajak untuk mengetahui beberapa penyebab kerusakan sungai. Anak-anak diajak untuk melihat sumber air," katanya.

Selain itu anak-anak diajak mengkonservasi sempadan sungai. Lalu, anak-anak diajak untuk mengetahui sifat sungai.

"Melalui susur sungai, anak anak diajak untuk mengetahui kualitas air sungai," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Maksud dan Tujuan Kegiatan Susur Sungai

Endang mengatakan, kegiatan susur sungai harus ada maksud dan tujuannya. Selain itu, perlu memperhatikan beberapa hal terkait kelancaran kegiatan dan keselamatan peserta. 

"Susur sungai untuk mengenal sifat sungai, sumber pencemaran, kerusakan dan sumber mata air di sungai dilakukan pada musim kemarau," katanya.

Langkah selanjutnya, susur sungai dilakukan pada lokasi-lokasi yang bisa dijangkau, terdapat sempadan yang memungkinkan jika ada kejadian kedaruratan dapat cepat dievakuasi. Peserta harus didampingi oleh pendamping yang mengetahui kondisi lahan dan jumlah pendamping harus memadai sesuai dengan jumlah anak yang didampingi misal rasio 1 : 10 hingga 1:20.

"Jika harus masuk ke dalam sungai, pendamping harus memilih titik-titik yang dangkal. Peserta tidak perlu dipaksa untuk masuk ke  dalam sungai jika memang tidak memungkinkan secara morfologis, misal sungai yang mempunyai tebing yang tinggi," katanya.

Endang melanjutkan penyelenggara perlu memahami karakter sungai baik kedalaman sungai, titik titik akses ke sungai, lokasi-lokasi yang berbahaya, lama waktu aliran dari atas jika terjadi hujan hingga titik kegiatan. Jika diperlukan kegiatan susur sungai di musim hujan, perlu diperhatikan karakter hujan sebelumnya misal jam kejadian hujan.

" Sangat disarankan beberapa pertimbangan antara lain, susur sungai dilakukan sebelum tengah hari misal jam 9-12.00. siang hari hingga sore berpotensi terjadi hujan tidak disarankan," katanya.

Endang menjelaskan jika malam hari sebelumnya terjadi hujan sebaiknya kegiatan dibatalkan karena aliran kemungkinan masih deras. Lalu, jika cuaca mendung  sebaiknya kegiatan dibatalkan karena hujan bisa terjadi tiba-tiba.

"Penyelenggara harus memantau peringatan dini dari BMKG.  Penyelenggara harus melibatkan warga atau komunitas sungai yg terdekat karena mereka lebih tau medan," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.