Sukses

Matt Wright Pulang Kampung, Penyelamatan Buaya Berkalung Ban Dihentikan Sementara

Presenter National Geographic itu memilih pulang kampung agar bauya itu bisa kembali ke perilaku normalnya.

Liputan6.com, Palu - Pemerhati sekaligus pegiat konservasi buaya, Matt Wright menghentikan sementara keterlibatannya dalam operasi penyelamatan buaya berkalung ban pada Senin 17 Februari 2020 dan akan kembali ke negaranya.

Kepada sejumlah jurnalis di tepi muara Sungai Palu, Pria berusia 39 tahun yang sohor dengan aksinya menaklukkan buaya itu mengungkapkan selain masa tinggalnya di Indonesia yang habis, keputusannya untuk menghentikan sementara upaya penangkapan buaya malang tersebut adalah agar si buaya kembali ke perilaku normalnya.

Matt khawatir buaya muara terbesar di Sungai Palu itu akan stress dan lebih agresif jika terus diburu. Matt mengakui, selama ikut dalam operasi yang pimpin BKSDA Sulteng, perilaku buaya berkalung ban itu tidak sama dengan buaya-buaya lain di Sungai Palu.

"Dia (buaya berkalung ban) menjadi lebih sensitif, ini tidak baik, bukan perilaku biasanya. Jadi saya pikir lebih baik memberikan waktu untuk dia pulih," Matt menjelaskan, Senin (17/2/2020).

Mengenai ban yang masih menjerat leher si buaya, menurut Matt belum mengganggu kesehatan satwa itu, sehingga petugas penyelamat masih bisa terus mengamati dan membuat strategi penangkapan. Pria yang juga mengelola wisata buaya di Australia itu sendiri berencana akan kembali lagi dengan misi yang sama pada Mei 2020 mendatang.

"Dia (buaya berkalung ban) adalah yang terbesar di Sungai ini dan masih sehat. Di Australia saya akan coba meneliti untuk menentukan strategi yang lebih baik," Matt menambahkan.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pantau Perilaku Buaya Berkalung Ban

Sebelumnya Bersama petugas gabungan, Matt telah mencoba berbagai strategi untuk dapat menangkap dan menyelamatkan satwa targetnya itu namun belum berhasil. Mengenai ini Matt mengaku hal tersebut merupakan tantangan yang akan terus dicobanya untuk dituntaskan jika diberi kesempatan lagi.

"Saya telah berkolaborasi dengan orang-orang hebat: BKSDA dan Polair. Ini akan menjadi tantangan dalam misi ini. Kami suka tantangan," Matt memungkasi.

Di tempat yang sama Kepala Satgas Penanganan Buaya berkalung Ban, Haruna Hamma memastikan operasi tetap akan berlanjut, meski tanpa Matt Wright. Hanya saja diakuinya upaya penangkapan akan dikurangi sambil terus memantau kondisi buaya tersebut.

"Penangkapan tidak akan se sering sebelumnya. Kami akan lebih fokus pada pemantauan perilaku buaya itu," kata Haruna Hamma, Senin (17/2/2020).

Izin Matt ikut operasi penyelamatan sendiri sebenarnya telah selesai pada Sabtu 15 Februari lalu, namun diperpanjang oleh BKSDA Sulteng hingga 18 Februari. Matt lebih cepat kembali ke Australia karena mengikuti jadwal penerbangan yang ditentukan oleh timnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.