Sukses

Mulai 1 Maret 2020, Tiket Masuk Gunung Lawu Naik

Kepala Disparpora Karanganyar, Titis Sri Jawoto, menuturkan Pemkab akan menaikkan harga tiket masuk pendakian ke Gunung Lawu melalui Candi Ceto maupun Cemara Kandang.

Karanganyar - Pemkab Karanganyar menaikkan tarif retribusi tiket masuk jalur pendakian Gunung Lawu dari Rp15.000 per orang menjadi Rp20.000 per orang. Kenaikan tarif itu berlaku mulai 1 Maret 2020.

Gunung Lawu memiliki dua jalur pendakian resmi di wilayah Karanganyar, yakni melalui Candi Ceto di Kecamatan Jenawi dan Cemara Kandang di Kecamatan Tawangmangu. Pemkab Karanganyar melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) selaku pengelola wisata pendakian ke Gunung Lawu berencana menaikkan harga tiket masuk pendakian mulai 1 Maret.

Kepala Disparpora Karanganyar, Titis Sri Jawoto, menuturkan Pemkab akan menaikkan harga tiket masuk pendakian ke Gunung Lawu melalui Candi Ceto maupun Cemara Kandang.

"Iya kami naikkan karena [harga tiket Rp15.000] sudah tidak layak. Diprotes pengelola objek wisata [pendakian gunung] yang lain. Yang lain saja sudah sampai Rp20.000 bahkan Rp25.000. Makanya [naik dari Candi] Ceto Rp20.000 dan [Cemara] Kandang Rp20.000. Mulai 1 Maret," kata Titis saat dihubungi Solopos.com, Kamis (13/2/2020).

Titis menjabarkan tarif tiket masuk itu dibagi Rp250 untuk asuransi, Perum Perhutani KPH Solo mendapat 45 persen, sarana prasarana 5 persen, dan sisanya Pemkab Karanganyar. Milik Pemkab Karanganyar dibagi lagi untuk Pemkab 80 persen dan masing-masing 10 persen untuk LMDH dan desa/kelurahan setempat.

Saat ditanya penggunaan 5 persen dari bagi hasil tiket untuk sarana prasarana, Titis mengaku Pemkab dan Perhutani sedang mencari solusi untuk menggunakan dana itu.

"Utamanya untuk perbaikan sarana prasarana agar pendaki nyaman. Tetapi secara administrasi juga tidak melanggar. Selama ini perbaikan sarana prasarana (pos pendakian) itu inisiatif sukarelawan dan donatur. Mudah-mudahan tahun ini bisa memanfaatkan (bagi hasil 5 persen untuk sarana prasarana)," tutur dia.

 

Baca berita menarik lainnya di Solopos.com.

Simak Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Tiket Diimbangi dengan Kualitas Sarana dan Prasarana

Sementara itu, Sukarelawan Anak Gunung Lawu (AGL), Purharyanto alias Best, menyampaikan kenaikan harga tiket pendakian harus diimbangi peningkatan kualitas sarana prasarana. Salah satunya rencana Pemkab menata dan merapikan anak tangga pada jalur pendakian Cemara Kandang.

Best, sapaan akrabnya, meluruskan pemahaman masyarakat perihal rencana Pemkab membangun anak tangga menuju puncak Lawu. Best mengatakaan jika Pemkab hendak menaikkan tarif retribusi pendakian Lawu, sebaiknya dibarengi dengan perbaikan jalan yang licin.

"Jare arep digawe tangga. Itu membenahi tangga yang ada dibikin lebih bagus supaya enggak licin. Sing landai ya landai, sing nanjak dan enek tangga diapikne. Tangga dari tanah, batu, dan kayu dari sekitar. Bukan dari basecamp sampai puncak Lawu bikin tangga dari semen," jelas Best saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Best menceritakan donatur dari Solo membantu memperbaiki pos 2, pos bayangan, dan pos 3 jalur pendakian Cemara Kandang pada 2016. Perbaikan pada dinding dan atap semula kayu menjadi seng. Mereka masih mencari donatur untuk memperbaiki pos 1, pos 4, dan pos 5 yang roboh karena ditiup angin.

Petugas Lapangan Bidang Destinasi Disparpora Karanganyar, Nardi, menyampaikan sukarelawan memperbaiki pos 1, pos 3, dan pos 4 di jalur pendakian Candi Ceto.

"Kami memperluas ukuran selter dari 2 meter x 3 meter menjadi 4 meter x 6 meter. Dinding dan atap dari MMT diganti seng dan galvalum. Anggaran dari sukarelawan yang dikumpulkan selama dua tahun. Untuk kenyamanan pendaki saat hujan dan kemalaman."

 

(AMA/PNJ)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.